Rabu, 27 September 2017

Pengertian Novel

Pengertian Novel
Novel merupakan suatu bentuk dari karya sastra yang berbentuk prosa dan memiliki dua unsur didalamnya, yakni unsur intrinsik dan ekstrinsik. Novel ialah kisah atau cerita fiksi dalam bentuk tulisan atau kata-kata serta memiliki unsur intrinsik dan ekstrinsik. Sebuah novel biasanya menceritakan tentang kehidupan manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan serta juga sesamanya.
Banyak sastrawan yang memberikan batasan atau definisi dari novel, definisi yang mereka utarakan berbeda satu sama lainnya. Dan berikut ini merupakan beberapa definisi dari para ahli dibidangnya, yaitu:
Pengertian Novel Menurut Para Ahli
1. Menurut Drs. Jakob Sumardjo, novel merupakan bentuk sastra terpopuler di dunia. Bentuk sastra ini merupakan yang paling banyak dicetak dan paling banyak beredar, lantaran daya komunitasnya yang begitu luas di masyarakat.
2. Menurut Dr. Nurhadi, Dr. Dawud, Dra. Yuni Pratiwi, M. Pd, dan Dra. Abdul Roni, M. Pd. Novel merupakan karya sastra yang isinya terdapat nilai-nilai budaya, sosial, moral, serta pendidikan.
3. Menurut Drs. Rostamaji, M. Pd dan Agus Priantoro, S.Pd. Novel merupakan karya sastra yang memiliki dua unsur, yakni: unsur intrinsik dan ekstrinsik yang mana keduanya saling berhubungan karena sangat berpengaruh dalam kehadiran sebuah karya sastra.
Perbedaan Antara Cerpen dan Novel
Sebelum dibicarakan elemen – elemen yang membangun fiksi secara struktural, ada beberapa hal yang berkaitan dengan pembedaan jenis prosa fiksi, yaitu cerita pendek dan novel. Ditinjau dari segi ‘panjangnya’ cerpen relatif lebih pendek dari novel. Walaupun didapatkan pula cerpen yang panjang dan novel yang pendek. Secara lebih spesifik, istilah cerpen biasanya diterapkan pada fiksi yang panjangnya antara seribu sampai lima ribu kata. Sedangakn novel umumnya berisi empatpuluh lima ribu kata atau lebih. Karya fiksi yang berkisar antara limabelas ribu sampai empatpuluh lima ribu kata bisanya disebut sebagai ‘ novela’.
Pertimbangan dari segi panjang cerita tersebut pada dasarnya terlampau bersifat tekhnis dan mekanis, tetapi beberapa kualitas penting kedua jenis fiksi tersebut memang berkaitan erat dengan panjang pendeknya.
Sebuah cerpen bukanlah sebuah novel yang dipendekkan dan juga bukan bagian darti novel yang belum ditul;iskan. Sebuah cerpen biasanya memiliki plot yang diarahkan
pada insiden atau peristiwa yang tunggal. Di samping itu, tokoh dalam cerpen jarang dikembangkan karena pengembangan membutuhkan waktu, karena tokoh dalam cerpen biasanya langsung ditunjukkan karakternya. Artinya, hanya ditentukan tahapan tertentu perkembangan karakter tokohnya. Karakter dalam cerpen lebih merupakan revelation ‘ penunjukkan’ daripada development ‘ perkembangan ‘. Selanjutnya dimensiwaktu dalam cerpen cenderung terbatas,walaupun dijumpai pula cerpen – cerpen yang menunjukkan dimensi waktu yang relatif luas.
Ringkasnya, cerpen menunjukkan kualitas yang bersifat compression ‘ pendataan ‘,concentration ‘ pemusatan ‘ dan intensity ‘ pendalaman, yang kesemuanya berkaitan dengan panjang cerita dan kualitas struktural yang diisyaratkan oleh panjang cerita itu.
Novel cenderung bersifat expands ‘ meluas ‘, complexity ‘ kompleksitas ‘. Novel memungkinkan adanya penyajian tentang panjang lebar suatu tempat/ruang. Oleh karena itu, tidaklah mengeherankan jika posisi manusia dalam masyarakat menjadi pokok permasalahan yang selalu menjadi pusat perhatoian para novelis. Masyarakat memilki dimensi ruang dan waktu.
Sebuah novel jelas tidak berarti dapat dibaca selesai dalam sekali duduk, karena panjangnya sebuah novel secara khusus cukup untuk mempermasalahkan karakter tokoh dalam sebuah perjalanan waktu dan hal ini tidak mungkin dalam cerpen. Akhirnya, novel mencapai keutuhannya secara inklusi ( inclusion ), yakni bahwa novelis mengukuhkan keseluruhannya dengan kendali tema karyanya.
Unsur Intrinsik
1. Tema
Merupakan pokok dari permasalahan yang terdapat pada sebuah cerita novel yang dibuat.
2. Tokoh/Penokohan
Tokoh merupakan pelaku yang terlibat dalam cerita tersebut. Setiap tokoh biasanya mempunyai karakter tersendiri. Dalam sebuah cerita terdapat tokoh protagonis atau tokoh baik dan antagonis atau tokoh jahat serta ada juga tokoh figuran yaitu tokoh pendukung.
Penokohan yaitu pemberian sifat pada tokoh atau pelaku dalam cerita tersebut. Sifat yang telah diberikan dapat tercermin dalam pikiran, ucapan, dan pandangan tokoh terhadap sesuatu hal.
3. Alur
Merupakan rangkaian peristiwa yang membentuk jalannya suatu cerita novel. Alur dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu: Alur maju atau progresif yaitu jika
peristiwa tersebut bergerak secara bertahap dengan berdasarkan urutan dari kronologis menuju alur cerita, dan sedangkan alur mundur atau flashback progresif, yaitu: terjadi karena ada kaitannya dengan peristiwa yang sedang berlangsung.
4. Gaya Bahasa
Merupakan alat utama pengarang dalam menggambarkan atau melukiskan serta menghidupkan cerita secara estetika. Jenis dari gaya bahasa ialah sebagai berikut:
 Personifikasi, ialah suatu gaya bahasa yang menggambarkan atau mendeskripsikan macam-macam benda mati yaitu dengan cara memberikan berbagai macam sifat seperti manusia.
 Simile atau perumpamaan, ialah suatu gaya bahasa yang menggambarkan sesuatu dengan perumpamaan atau pengibaratan.
 Hiperbola, ialah suatu gaya bahasa yang menggambarkan sesuatu dengan cara berlebihan dengan tujuan memberikan efek yang berlebihan pula.
5. Latar/setting
Latar merupakan penggambaran akan terjadinya peristiwa dalam sebuah cerita yang meliputi waktu, tempat, sosial budaya, dan juga keadaan lingkungan.
6. Sudut Pandang
Sudut Pandang Orang Pertama Pelaku Sampingan Tokoh ”aku” muncul tidak sebagai tokoh utama lagi, melainkan sebagai pelaku tambahan. Tokoh ”aku” hadir dalam jalan cerita hanya untuk membawakan cerita kepada pembaca, sedangkan tokoh cerita yang dikisahkan kemudian ”dibiarkan” untuk dapat mengisahkan sendiri berbagai pengalaman yang dialaminya. Tokoh dari jalan cerita yang dibiarkan berkisah sendiri itulah yang pada akhirnya akan menjadi tokoh utama, sebab ialah yang lebih banyak tampil, membawakan berbagai peristiwa, serta berhubungan dengan tokoh-tokoh yang lainnya. Dengan demikian tokoh ”aku” cuman tampil sebagai saksi saja. Saksi terhadap berlangsungnya sebuah cerita yang ditokohi oleh orang lain. Tokoh ”aku” pada umumnya hanya tampil sebagai pengantar dan penutup cerita.
Sudut Pandang Orang Ketiga Serbatahu
Kisah cerita dari sudut ”dia”, namun pengarang atau narator dapat menceritakan apa saja hal-hal dan tindakan yang menyangkut tokoh ”dia” tersebut. Pengarang mengetahui segalanya. 7. Amanat
Amanat merupakan pesan yang disampaikan dan terdapat pada cerita dalam novel.
Unsur Ekstrinsik
merupakan suatu unsur yang membangun karya sastra, yang berasal dari luar. diantaranya sbb:
1. Kapankah karya sastra itu dibuat.
2. Latar belakang kehidupan si pengarang.
3. Latar belakang sosial pengarang.
4. Biografi Pengaran.
5. Sejarah dan lian-lain.
Itulah ulasan singkat dari Pengertian Novel Menurut para ahli beserta unsur-unsurnya, semoga dapat membantu dan menambah wawasan kita
Diunduh dari http://www.seputarpendidikan.com/2015/11/pengertian-novel-menurut-para-ahli-dan-unsur-unsurnya.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar