Sabtu, 15 April 2017

LAPORAN BAB MODEL ADVANCE ORGANIZER

Cermat Berbahasa

Makna Kata Acuh dan Tayang


Kata acuh menurut Kamus Besar Bahaa Indonesia [KBBI] berarti peduli, mengindahkan. Kata acuh lebih sering muncul dalam bentuk tidak acuh, acuh tak acuh, dan tidak mengacuhkan.

Dalam percakapan tidak resmi, pemakaian kata acuh dengan nada tertentu seringkali justru sama maknanya dengan tidak acuh.
Demikian pula kata peduli dan tahu, jika diucapkan dengan intonasi tertentu maknanya sama dengan tidak peduli dan tidak tahu.

Dalam bahasa tulis pemakaian seperti itu hendaklah dihindari, apalagi jika diingat bahwa tanda-tanda yang melabangkan intonasi yang di maksud tidak tersedia.
Wacana (1) berikut ini memuat pemakaian kata mengacuhkan yang tidak tepat, sedangkan wacana (2) memuat pemakaiannya yang tepat.
(1) Didi diperingatkan oleh gurunya agar tidak berisik. Dia mengacuhkan saja peringatan itu dan terus bercakap dengan temanya.
(2) Di tikungan itu sering terjadi kecelakaan . Hal itu seharusnya dapat dihindari jika para pengemudi mau mengacuhkan rambu-rambu yang ada.

Kata lain yang menjadi sinonim mengacuhkan adalah menghiraukan, memperhatian, memedulikan, dan mengindahkan.

Akhir-akhir ini dipakai kata tayang, menayangkan,. Sebetulnya kata itu bukanlah kata yang baru sebab sudah lama tercatat dalam KBBI. Menayangkan artinya (1) 'membawa sesuatu di telapak tangan ' dan (2) 'mempersembahkan (dalam arti mempertunjukan film dan sebagainya)'

Dalam beberapa bahasa daerah pun ada kata tayang, misalnya dalam bahasa Alas di daerah Istimewa Aceh dengan arti 'melemparkan benda dengan sekuat kuatnya sehingga benda itu melayang-layang'.
Tampaklah disini ada perkaitan arti.

Dengan adanya kata itu, di samping memutar film, menyajikan film, mempersembahkan film, kita dapat juga mengatakan menayangkan film. Keuntungan lain, kita dapat mengatakan menayangkan salindia (slide) dan ini lebih tepat daripada memutar salindia.

Senin, 10 April 2017

TRIK MENULIS CERPEN

Bagian 1


Kiat 1. Menangkap Ide
Kiat 2. Dari Mana Datangnya Ide?
Kiat 3. Menggali Lokalitas
Kiat 4. Memilih Judul
Kiat 5. Menulis Paragraf Pembuka
Kiat 6. Menulis Isi Cerpen
Kiat 7. Menulis Paragraf Akhir
Kiat 8. Mengedit Cerpen
Kiat 9. Mengolah Referensi
Kiat 10. Melakukan Riset


Sumber(agus pribadi)

Bendera Putih

Berdesakan di pintu gerbang pendidikan
Asa mu, berjuang gapai tiang tertinggi
mondongsok menuju puncak
menuruti kehendak penarik tali mu


terkait bendera putih di jalur tiang
berjalan bendera putih, sudah sampai di ataskah?


bendera putih terkena hujan, tetap ada ditiang dengan putihmu
noda hitam perjuangan di bercak putihmu
tak kan surut namamu tetap
bendera putih
berkibarlah setelah hujan
sosngsong hari dengan cerahnya mentari

bercak hitammu empaskan bersama liukan tarian kemerdekaan
bebas berkibar di tiang tinggi
bendera putih








Memujamu

Semerbak dupa terpapar menyelimuti udara
Malam....
Bersama kabut dihembuskan, Jampi, pelet, pengasih,
pemuja mengucap mantra
sayup terdengar tembang pemujaan
jauh, begitu jelas terdengar
bagai tawon berpidah sarang

Gelap langit disinari bulan  yang ragu
Malam.......
Awan berarak hitap menghalang sinarnya
dari bulat, separuh, sabit, hilang dan hitam
dimana bulanku, sinar di waktu
Malam.......

Jampi, Bulan hilang, Awan hitam
bersatu dengan kabut beraroma dupa
berkumpul hitam menyatu,
mencekap dalam hening malam

lelaki berikat kepala hitam
lelaki dengan menengadahkan tangan
lelaki berkomat kamit
lelaki dengan bibir menggema keluargan suara ribuan tawon

Bersetubuh dengan Waktu

Bersetubuh dengan Waktu


"Kamu ini gimana Mas, payah sudah tidak bisa mengerti akan kemauanku?! Begitu istriku teriak sambil meluapkan kekesalannya.
"Paham tidak sih apa yang sering kita diskusikan selama ini?. Mas juga kan yang mengajari Aku untuk membicarakan sebuah masalah itu harus dengan diskusi? Sekarang gimana mau berbicara tentang masalah kecil saja susah. Uh...pintarnya hanya menasehati!.
"Anak kita itu cuma mau menanyakan kabar?, Mas itu dimana sekarang?, Masih kerja atau sedang dalam perjalanan pulang kerumah?!. Di hubungi lewat telepon gak pernah ada jawaban, beri kabar kami yang di rumah dong...kita itu khawatir Mas....takut terjadi apa-apa sama dirimu Mas...."
Suara istriku mulai terdengar berat.
"Memang sepele bagi Mas, tapi anak-anak selalu bertanya dan aku bingung untuk menjawab apa? Lihat ga Arya itu dari tadi nongkrong di depan jendela rumah  menanti kedatangamu Mas, setiap ada suara mobil yang berhenti di depan rumah pasti dia terperanjat menduga itu adalah ayahnya.

Aku terdiam, menghela nafas dengan berat.
Ya Allah.....Aku Khilaf. Sambil terus telingaku mendengar apa yang istriku keluhkan, tak terasa air mataku mengalir membasahi pipi. Tak bisa berkata, tak mungkin kudebat kata-kata istriku.
Beberapa pagi hari yang lalu aku bersiap pergi ke kantor, sarapan ala kadarnya sambil menyapa anak-anaku, Arya dan Ara bercengkrama menanya tentang pertanyaan-pertannyaan sederhana.
"Buku pelajarannya sudah disiapkan belum Arya?" tanya ku sambil mengambilkan ikan bakar sarapan kesukaannya.
"Matematika yah, ih kemarin mah sama bu guru disuruh menghafal perkalian untung aku sudah menghafal jadi bisa."jawab Arya Penuh keceriaan.
besok kalau sekolah libur kita jalan-jalan ya Yah...sama ade, main ke kebun binatang, ade pingin sekali lihat gajah katanya, ya kan De," seperti mencari dukungan ke adeknya.
"Baiklah tenang besok pas libur Ayah akan antar kalian ke kebun binatang." Jawabku seperti memberikan sebuah harapan.
Horeeee mereka berteriak senang.
Dalam hati ku berjanji, keluarga akan selalu Aku prioritaskan yang utama, akan aku luangkan waktu demi Istri dan anak-anakku.

Sesampai di tempat kerjaan, sudah beberapa file pekerjaan menumpuk yang harus segera aku selesaikan. Aku duduk sebentar sebelum kuselesaikan file berkas yang sudah antri untuk aku pelajari. Aku melihat Agenda harianku begitu padat skedul jadwal yang harus aku jalani hari ini.
"Bos  sudah selesai" Suara yang sudah tak asing lagi d telingaku Arman asisten pribadiku.
"Belum Man" sambil mengambil beberapa file berkas yang akan aku tanda tangani.
"Mohon maaf Bos kalau bisa nanti malam Bos diundang untuk menghadiri peresmian anak cabang perusahaan kita di  luar kota" kata Arman " Ya Man pasti aku datang". Jawabku singkat. Arman pun berlalu dari hadapanku.
"Pamit Bos...selamat menikmati"
"Menikmati apa"
"Pekerjaan Tuh...."
"Dasar kamu"
Belum lagi sempet aku baca berkas file yang kedua Arman datang lagi, Wajahnya cengar-cengir seperti mengejek.
"Dipanggil Bos besar" Nampak Arman tersenyum mengejek.
"Ok" Jawabku tanpa memperhatikan Arman lagi karena aku sedang sibuk.

Kedekatan Aku dengan Arman asistenku memang seperti tidak ada jarak, Arman walaupun jauh lebih muda dibandingkan Usiaku dan Aku adalah atasannya, tapi kami selalu berbagi setiap ada masalah kantor ataupun keluarga. Sempat Aku cerita kepadanya tentang kesibukanku yang padat dan hampir nyaris waktuku terkuras oleh pekerjaanku.
Dia selalu mengatakan "Yang sabar Bossss".Kata itu yang selalu jadi andalan Arman kalau mendengar curhatan yang sering aku katakan kepada dia kerana begitu banyak masalah yang menghimpit di dadaku, dari mulai tuntutan ekonomi, mengurusi keluarga, menyelesaikan pekerjaan rumah, pekerjaan kantor sepertinya aku rasakan saat ini masalah itu semakin memuncak.
Dan Arman menjawab "Yang sabar Bosss".
Memang pekerjaan adalah tanggungjawab ku keluarga adalah tanggungjawabku, karir istriku kesehatan anak-anaku sudah menjadi keharusan bagi kepala rumahtangga untuk melakukan itu semua, Aku sadar betul tapi untuk kali ini mungkin Aku merasa lelah dan ini sepertinya sudah tidak bisa aku tahan dan tanggung sendiri.
"Bos cepat keruangan Bos besar" Arman tiba-tiba muncul.
Aku terperanjat, baru sadar kalau aku sedang di tunggu di ruangan Bos besar.
Segera aku bergegas menuju kantor ruangannya. 
Berbeda perasaanku hari ini, padahal sudah sering aku menghadap atasanku tapi ini ada perasaan yang membuat perasaan diriku cemas dan membuat jantungku berdegub kencang.
Betul adannya bos sudah memasang wajah garang, dia bertanya tentang beberap hal yang terkait dengan persiapan pembukaan anak cabang perusahaan. Celaka jawaban yang aku berikan belum memuaskan dia.
Begitu pula pada saat di bertanya tentang kemajuan perusahaan, dia pun tidak mendapatkan hal jawaban yang memuaskan, karena memang setelah pergantian pemerintahan baru perkembangan perusahaan kami malah sulit untuk maju. 
"Ya sudah balik ke ruangan, selesaikan pekerjaannya" Begitu kata Bos atasanku dengan wajah dan penampilan yang masih menunjukan kemarahan.
"Yang sabar ya Bos" Arman mengatakan kata itu setelah berpapasan dengan ku di Lobi bawah.
Ah Arman walaupun dia selalu sederhana mengucapkan kata-kata kalau dimaknai secara dalam betul adannya, Aku memang harus banyak bersabar.
Cepek, lelah badanku, tenaga serta pikiranku sepertinya harus rebahan dulu, entah mimpi atau apa Handphone ku berbunyi kuabaikan itu.....
Entah berapa lama aku terlelap, yang jelas lampu kantor sudah pada nyala...
Kulihat disekelilingku, rekan kerja sudah tidak berada di tempatnya.
Bergegas aku akan pulang aku meraih hp ku, dan menyempatkan untuku membuka dan membaca takutnya ada pesan yang masuk.
Ya ampunnnnnnn di log panggilan masuk istriku menelpon sebanyak 25 kali dan aku tidak mendengar suara hp ku, dan ada beberapa pesan singkat dari istriku yang menanyakan kabar aku, sudah makan belum?, kapan pulang?, sedang dimana?.
Ohhhhh aku khilaf aku tak menghiraukan sama sekali istriku, pekerjaanku terbengkalai, keluargaku terabaikan.
Kulangkahkan kaki untuk menuju pulang.
Sempat bertemu dengan ahmad di taman kantor, kebetulan  lembur, sengaja aku suruh, dengan senyum khas dia pun berkata....Yang sabar bosss.
Sedih rasanya hari ini.
Dan benar adanya sesampainya dirumah istriku mengingatkan Aku kenapa waktu yang begitu banyak tidak sempat untuk mengangkat telepon, membalas SMS, dan memberikan kabar.
Hanya penyesalan yang dalam di hatiku; Aku tidak bermaksud menyepelekan keluarga mengabaikan pekerjaan dan mentelantarkan anak-anak.
Sambil berlalu dari hadapan istriku aku bergegas menuju ruangan tidur anak-anak mereka sudah pulas tertidur, capek menunggu kehadiranku.





Tamat






Minggu, 09 April 2017

verbal Thinking

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah
Dalam menghadapi tuntutan di era globalisai dan tuntutan perubahan zaman  harus di imbangi dengan Keterampilan berbahasa yang mencakup keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan menulis, dan keterampilan membaca. Keterampilan menyimak dan keterampilan membaca merupakan dua kemampuan berbahasa yang bersifat aktif reseptif.
Kegiatan berbahasa yang pertama kali dilakukan adalah kegiatan menyimak atau mendengar apa yang dituturkan orang lain melalui sarana lisan. Secara alami bahasa bersifat lisan dan terwujud dalam kegiatan berbicara dan pemahaman terhadap pembicaraan yang dilakukan. Hal itu akan lebih nyata terlihat pada masyarakat bahasa yang belum mengenal sistem tulisan. Pada umumnya, dalam masyarakat, proses bahasa secara lisan jauh lebih banyak daripada bahasa tulisan. Oleh karena itu, keterampilan menyimak dan membaca perlu mendapat perhatian yang memadai.

1.2 Identifikasi Masalah
Keberhasilan seseorang dalam belajar ditentukan oleh diri sendiri. Belajar adalah perolehan pengetahuan dan kecakapan baru. Tetapi keberhasilan belajar tidak semulus yang siswa kira. Banyak sekali kendala-kendala yang menghambat pembelajaran menyimak dalam pembelajaran atau pemberian materi ajar di kegiatan Pengembangan Diri /ekstrakulikuler Gabungan Siswa Pencinta Alam  di SMA Negeri 1 Cikidang yang disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu faktor dari siswa, guru, dan lingkungan.
Faktor dari siswa yang pada dasarnya memang memiliki minat yang terhadap pengembangan diri yang bertemakan lingkungan atau alam, namun pada pelaksanaanya siswa hanya berorientasi bahwa pengembangan diri yang mereka ikuti hanya dengan tujuan sederhana yaitu untuk pergi camping di gunung dan menuju tempat-tempat yang berbau cagar alam dan hanya sekedar menikmati keindahan alam belaka, sehingga pada saat pemberian materi secara teori tentang survival dan materi tentang bagaimana menjaga lingkungan peserta didik kurang berminat dan hanya terkesan mengabaikan terhadap materi yang disampaikan.
Faktor guru atau pembina masih belum mampu untuk memberikan pembembelajaran yang menarik dengan mengemas pembelajaran yang diminati oleh peserta anggota Gabungan Siswa pencinta Alam (Gaspala), pembina masih melakukan teori di ruangan yang terpaku pada materi teori ajar sehingga siswa tidak mampu secara langsung mengaplikaikan teori dan keilmuan secara langsung.
Faktor lingkungan diataranya sekolah kurang memberikan keleluasaan dan ruang gerak terhadap perizinan kegiatan yang sifatnya out door kepada Pengembangan diri Gaspala untuk melakukan praktek dan pendidikan secara langsung sehingga peserta pengembangan diri hanya melakukan kegiatan yang sudah di programkan hanya terbatas di kelas dan di lingkungan sekolah saja. Selain itu kegiatan yang sifatnya Out door terkendala dengan perizinan kepada orang tua, yang kurang respon bila mengadakan kegiatan-kegiatan di luar jam sekolah, dengan alasan bahwa ada kecemasan, kehawatiran apabila pulang terlalu sore dan melakukan kegiatan ke luar sekolah dengan alasan menginap dan jauh dari pantauan pihak sekolah dan harus mengeluarkan biaya untuk transportasi menuju ke tempat yang diprogramkan untuk melakukan kegiatan yang sifatnya praktek atau aplikasi keterampilan.

1.3 Pembatasan Masalah
Dari berbagai persoalan yang peneliti kemukakan di atas, masalah yang akan dibahas dalam adalah kemampuan siswa dalam menanggap informasi yang di sampaikan secara pada saat pemebajaran berlangsung,  melihat hasil yang  dicapai terhadap pemahaman sebuah wacana teks eksplanasi.

1.4 Rumusan Masalah
Penelitian yang akan penulis lakukan  membahas rumusan masalah sebagai berikut: Bagaimanakah kemampuan verbal thinking dan verbal memory siswa Pengembangan Diri Gaspala SMA Negeri 1 Cikidang ?

1.5  Tujuan Penelitian
Mendeskripsikan kemampuan verbal thinking dan verbal memori siswa Pengembangan Diri Gaspala SMA Negeri 1 Cikidang.

1.6  Anggapan Dasar
Kemampuan verbal thinking dan verbal memori siswa merupakan hal yang penting bagi keberhasilan sebuah pembelajaran.


1.7   Manfaat Penelitian
Dalam penelitian sederhana yang dilakukan peneliti tentang verbal Thinking dan verbal memory bahwa kemapuan tersebut sangat bermanfaat bagi siswa dalam proses menyerap berbagai materi pembelajaran yang sedang dia lakukan, bagi guru/pembina dapat dijadikan acuan atau evaluasi apakah kegiatan pengajaran yang selama ini dilakukan sesuai dengan metode yang digunakan atau belum.
















BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kemampuan Menyimak
Pengertian Menyimak Tarigan (1985: 19), mengatakan bahwa menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan, sedangkan Haryadi dan Zamzani (1996: 21), mengatakan bahwa menyimak adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dengan bunyi bahasa sebagai sasarannya dan untuk memahami isi yang disampaikan bunyi tersebut. Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan bunyi baik bunyi nonbahasa dan bunyi bahasa dengan penuh pemahaman, perhatian, apresiasi, serta interprestasi, dengan menggunakan aktivitas telinga dalam menangkap pesan yang diperdengarkan untuk memperoleh informasi dan memahami isi yang disampaikan bunyi tersebut.

2.2. Hakikat Menyimak
Kegiatan menyimak dapat dilakukan oleh seseorang dengan bunyi bahasa sebagai sasarannya sedangkan mendengar dan mendengarkan sasarannya dapat berupa bunyi apa saja. Selain iu, kegiatan menyimak dilakukan dengan sengaja atau terencana, dan ada usaha untuk memahami atau menikmati apa yang  disimaknya. Tarigan (Haryadi dan Zamzani, 1996: 21), menyatakan bahwa hakikat menyimak adalah mendengarkan dan memahami isi bahan simakan.

2.3. Tujuan Menyimak
Tarigan (1990: 22), mengatakan bahwa menyimak memiliki beberapa tujuan, sebagai berikut:
a.       Mendapatkan fakta
Pengumpulan fakta dapat dilakukan dengan berbagai cara. Para peneliti mengumpulkan atau mendapatkan fakta melalui kegiatan penelitian, riset atau eksperimen. Pengumpulan fakta seperti cara ini hanya dapat dilakukan oleh orang-orang terpelajar. Bagi rakyat biasa hal itu jarang atau hampir-hampir tidak dapat dilakukan. Cara lain yang dapat dilakukan dalam pengumpulan fakta ialah melalui membaca. Orang-orang terpelajar sering mendapatkan fakta melakui kegiatan membaca seperti membaca buku-buku ilmu pengetahuan, laporan penelitian, makalah hasil seminar,majalah ilmiah, dan populer, surat kabar, dan sebagainya. Dalam masyarakat tradisional pengumpulan fakta melalui menyimak tersebut banyak sekali digunakan. Dalam masyarakat moderen pun pengumpulan fakta melalui menyimak itu masih banyak digunakan. Kegiatan pengumpulan fakta atau informasi melalui menyimak dapat berwujud dalam berbagai variasi. Misalnya mendengarkan radio, televisi, penyampaian makalah dalam seminar, pidato ilmiah, percakapan dalam keluarga, percakapan dengan tetangga, percakapan dengan teman sekerja, sekelas dan sebagainya.
b. Menganalisis fakta Fakta atau informasi yang telah terkumpul perlu dianalisis. Harus jelas kaitan antar unsur fakta, sebab dan akibat apa yang terkandung di dalamnya. Apa yang disampaikan pembicara harus dikaitkan dengan pengetahuan atau pengalaman menyimak dalam bidang yang relevan. Proses analisis fakta ini harus berlangsung secara konsisten dari saat ke saat selama proses menyimak berlangsung. Waktu untuk menganalisis fakta itu cukup tersedia asal penyimak dapat menggunakan waktu ekstra. Yang dimaksud waktu ekstra, adalah selisih kecepatan pembicaraan 120 – 150 kata per menit dengan kecepatan berpikir menyimak sekitar 300 – 500 kata per menit. Analisis kata sangat penting dan merupakan landasan bagi penilaian fakta.
c. Mengevaluasi fakta
Dalam situasi ini penyimak sering mengajukan sejumlah pertanyaan seperti berikut: 1) Benarkah fakta yang diajukan? 2) Relevankah fakta yang diajukan? 3) Akuratkah fakta yang disampaikan? Apabila fakta yang disampaikan pembicara sesuai dengan kenyataan, pengalaman dan pengetahuan penyimak maka fakta itu dapat diterima. Sebaliknya bila fakta yang disampaikan kurang akurat atau kurang relevan, atau kurang meyakinkan kebenarannya maka penyimak pantas meragukan fakta tersebut. Hasil pengevaluasian fakta-fakta ini akan berpengaruh kepada kredibilitas isi pembicaraan dan pembicaranya. Setelah selesai mengevaluasi biasanya penyimak akan mengambil simpulan apa isi pembicaraan pantas diterima atau ditolak.
d. Mendapatkan inspirasi
Adakalanya orang menghadiri suatu konvensi, pertemuan ilmiah atau jamuan tertentu, bukan untuk mencari atau mendapatkan fakta. Seseorang menyimak pembicaraan orang lain semata-mata untuk tujuan mencari ilham. Penyimak seperti ini biasanya orang yang tidak memerlukan fakta baru. Yang diperlukan seorang penyimak adalah sugesti, dorongan, suntikan semangat, atau inspirasi guna pemecahan masalah yang sedang mereka hadapi. e. Menghibur diri Sejumlah penyimak datang menghadiri pertunjukan seperti bioskop, sandiwara, atau percakapan untuk menghibur diri, karena orang tersebut sudah lelah letih dan jenuh. Seseorang perlu penyegaran fisik dan mental agar kondisinya pulih. Hal tersebut itulah seseorang untuk tujuan menghibur diri. Misalnya menyimak pembicaraan cerita-cerita lucu, menonton pertunjukan yang kocak seperti yang dibawakan Grup Opera Van Java. f. Meningkatkan kemampuan berbicara Dalam hal ini penyimak memperhatikan seseorang pembicara pada segi (1) cara mengorganisasikan bahan pembicaraan, (2) cara penyampaian bahan pembicaraan, (3) cara memikat perhatian pendengar, (4) cara mengarahkan perhatian pendengar, (5) cara menggunakan alat-alat bantu seperti mikrofon, alat peraga dan sebagainya, dan (6) cara memulai dan mengakhiri pembicaraan. Semua hal tersebut diperhatikan oleh penyimak dan kemudian dipraktikkan. Menyimak yang seperti inilah yang disebut menyimak untuk tujuan peningkatan kemampuan berbicara. Cara menyimak untuk tujuan peningkatan kemampuan berbicara biasanya dilakukan oleh mereka yang baru belajar menjadi orator dan yang mau menjadi profesional dalam membawa acara. Sedangkan Lilian M. Logan (Nur Amalina, 2012), menyatakan bahwa tujuan menyimak sebagai berikut: 1) Untuk dapat memperoleh pengetahuan dari bahan ujaran pembicara, dengan kata lain menyimak untuk belajar. 2) Untuk menikmati terhadap sesuatu materi ujaran, terutama pada bidang seni, dengan perkataan lain menyimak untuk menikmati keindahan audial. 3) Untuk menilai bahan simakan (baik-buruk, indah-jelek, tepat, asal-asalan, logis-tak logis, dan sebagainya). 4) Untuk dapat menikmati dan menghargai bahan simakan (penyimak cerita, puisi, musik dan lagu, dialog, diskusi, dan sebagainya), dengan perkataan lain menyimak untuk evaluasi. 5) Untuk dapat mengkomunikasikan gagasan-gagasan, ide-ide, perasaanperasaan kepada orang lain dengan lancar dan tepat. Dengan kata lain, menyimak sebagai penunjang dalam mengkomunikasikan idea tau gagasan sendiri. 6) Untuk dapat membedakan bunyi-bunyi dengan tepat, bunyi yang distingtif ( membedakan arti) dan bunyi mana yang tidak distingtif. Ini biasanya diperoleh dari native speaker pembicara asli). 7) Untuk dapat memecahkan masalah secara kreatif dan analitis dengan masukan dari bahan simakan. 8) Untuk dapat meyakinakan diri sendiri terhadap suatu masalah atau pendapat yang diragukan, dengan perkataan lain menyimak persuasif. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya tujuan menyimak dapat dipandang dari berbagai segi, yaitu (1) menyimak bertujuan untuk belajar, (2) menyimak bertujuan untuk menikmati, (3) menyimak bertujuan untuk mengevaluasi, (4) menyimak bertujuan untuk mengapresiasi, (5) menyimak bertujuan untuk mengkomunikasikan ide-ide, (6) menyimak bertujuan untuk membedakan bunyi-bunyi, (7) menyimak bertujuan untuk memecahkan masalah, dan (8) menyimak bertujuan untuk meyakinkan. 4. Jenis - jenis Menyimak Sabarti Akhadiah, dkk (1991: 150), mengatakan bahwa penentuan jenis menyimak dapat dilakukan berdasarkan taraf hasil simakan, cara menyimak dan tujuan menyimak. a. Berdasarkan taraf hasil simakan dikenal beberapa jenis menyimak, yaitu sebagai berikut: 1). Menyimak tanpa mereaksi yaitu penyimak mendengar sesuatu tetapi tidak memberikan reaksi apa-apa. 2). Menyimak pasif yaitu penyimak mendengar sesuatu tetapi memberikan reaksi sedikit. 3). Menyimak dangkal yaitu yang disimak hanya sebagian saja dan bukan bagian yang penting. 4). Menyimak kritis yaitu penyimak mencoba menganalisis materi atau bahan yang disimak secara kritis 5). Menyimak kreatif dan apresiatif yaitu penyimak memberikan reaksi lanjut terhadap hasil simakannya. b. Berdasarkan cara menyimak , menyimak dapat dibedakan sebagai berikut: 1). Menyimak intensif yaitu menyimak yang dilakukan dengan penuh perhatian, ketekunan dan ketelitian, sehingga penyimak memahami secara mendalam dan menguasai secara luas bahan simakan. Kegiatan menyimak intensif lebih diarahkan dan dikontrol oleh guru. Menyimak cerita anak atau dongeng termasuk jenis menyimak intensif. 2). Menyimak ekstensif yaitu menyimak yang dilakukan hanya terhadap garisgaris besar bahan simakan.





BAB III
PEMBAHASAN

3.1  Objek Penelitian/Subjek Penelitian
Penelitian  sederhana ini berlokasi di SMAN 1 Cikidang, yang menjadi sampel dalam kegiatan ini adalah siswa siswi Gabungan Pencinta Alam yang sedang mengadakan kegiatan di sekolah yang peneliti lakukan adalah ingin melihat kemampuan verbal thinking dan memory siswa.

3.2 Metode Penelitian
Untuk mengungkapkan masalah-masalah yang ada dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif yang bersifat studi kasus. Penelitian deskriptif berarti penelitian yang mengungkapkan keadaan yang berlangsung di lapangan. Surahmad (1982:139) mengungkapkan, ciri-ciri metode deskriptif adalah (1) memusatkan diri pada pemecahan masalah, yakni masalah yang ada pada masa sekarang dan masalah-masalah aktual  (2) data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan, kemudian dianalisis.

3.3  Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang relevan, digunakan teknik pengumpulan data berupa analisis teks tulisan hasil menyimak  siswa tentang (1) Penuangan ide/gagasan wacana/materi (2) Penuangan isi wacana/materi (3) Penjabaran point materi/isi wacana/materi  (4) Kesimpulan wacana/materi.

3.4 Instrumen Penelitian
Instrumen atau alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini berupa adalah tes berupa teks eksplanasi yang dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung dan siswa mengnyimak menggunakan kemampuan verbalnya Thinking & Memory dan menuangkan kembali apa yang sudah dijelaskan kedalam sebuah tulisan.

3.5 Instrumen Tes
Tes ini digunakan untuk mengukur verbalnya Thinking & Memory pada siswa Pengembangan Diri Pencinta Alama SMAN 1 Cikidang  melalui teks eksplanasi.
Keterangan:
NP      : Nilai persentase
fn       : frekuensi nilai
   : jumlah frekuensi nilai
Tabel Verbal Thinking dan Verbal Memori
No
Uraian
Skor
1
Penuangan ide/gagasan wacana/materi
20
2
Penuangan isi wacana/materi
40
3
Penjabaran point materi/isi wacana/materi
20
4
Kesimpulan wacana/materi
20

Total
100



Tabel Rentang Skor Verbal Thinking dan Memory Gabungan Siswa Pencinta Alam Teks dalam Wacana Eksplanasi

Kriteria
30-50
KURANG
51-70
CUKUP
71-100
BAIK

Tabel Hasil Verbal Thinking dan Memory
Gabungan Siswa Pencinta Alam
Teks Wacana Eksplanasi
No
Nama
Nilai
Total
1
2
3
4
1
Agus Maulana
18
30
15
12
75
2
Atin
15
25
10
10
60
3
Daril Ajrial S
18
30
16
18
82
4
Delia Ratna Sari
16
25
18
16
75
5
Erwin
18
26
18
18
80
6
Fery Sanjaya
16
28
18
18
80
7
Hamdan
18
28
18
16
80
8
Herlan Gustapa Rizki
18
15
16
16
65
9
Herman Pelani
18
28
18
16
80
10
Imat Hikmatuloh
17
18
18
16
69
11
Irpan
18
28
16
16
78
12
Lukman Abdul Hakim
18
24
18
18
78
13
Nadia Amelia Sahroni
18
20
18
16
72
14
Perdiki Ardiansyah
14
10
10
14
48
15
Puspa Yuliani Putri
18
28
18
16
80
16
Resi Arini
18
24
18
18
78
17
Rifan Rizaldi
14
14
12
10
50
18
Robi Darwis
18
28
18
18
82
19
Sabrina Aprilia Putri
18
32
14
18
82
20
Taopik
18
14
18
16
66

Jumlah
344
475
325
316
1460


17,2
23,8
16,3
15,8
73

Berdasarkan tabel  dapat diketahui bahwa bobot nilai tes yang dicapai oleh siswa tentang keterpahaman wacana eksplanasi adalah 1460 dengan nilai rata-rata 73 termasuk dalam kategori cukup baik. Frekuensi terbanyak yaitu 15 siswa atau 75 % memperoleh nilai dalam kategori baik dengan rentang nilai 71-100. Kemudian 3 siswa atau 15% memperoleh nilai cukup dengan rentang nilai 51-71. Sedangkan sisanya, 2 siswa atau 10 % memperoleh nilai dalam kategori kurang baik dengan rentang nilai 30-50.
Dari penjelasan diatas persentase kemampuan berfikir dan menyimak siswa Gaspala seperti pada bagan dibawah ini.



Hasil Tes verbal Thinking dan Verbal Memory Gabungan Siswa Pencinta Alam Gaspala



Dari garafik diatas menerangkan bahwa verbal Thinking dan verbal Memory pengembangan diri Gabungan Siswa Pencinta Alam (Gaspala) sudah menunjukan hasil yang baik hampir semua siswa (lima belas) siswa, sedangkn untuk katagori cukup hanya tiga orang, namun dalam gambar grafik pun terlihat masih ada dua siswa yang termasuk katagori kurang.
Dari grafik diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan verbal Thinking dan verbal Memory pengembangan diri Gabungan Siswa Pencinta Alam (Gaspala) sudah baik, adapun diketemukan dua orang siswa yang kurang setelah peneliti bertanya jawaban alasan mereka adalah kurangnya konsentrasi pada saat pembina menjelaskan materi teks eksplanasi yang sedang dibahas.

















BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup empat keterampilan berbahasa yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Setiap keterampilan itu erat sekali berhubungan dengan tiga keterampilan lainnya dengan cara yang beraneka-ragam. Dalam memperoleh keterampilan berbahasa, biasanya kita melalui suatu hubungan urutan yang tertatur: mula-mula pada masa kecil kita belajar menyimak bahasa, kemudian berbicara, sesudah itu kita belajar membaca dan menulis. Kegiatan menyimak merupakan kegiatan yang cukup kompleks karena sangat bergantung kepada berbagai unsur yang mendukung. Yang dimaksudkan dengan unsur dasar ialah unsur pokok yang menyebabkan timbulnya komunikasi dalam menyimak. Menyimak dengan berkonsentrasi adalah memusatkan pikiran, perasaan, dan perhatian terhadap bahan simakan yang disampaikan pembicara. Untuk dapat memusatkan perhatian terhadap bahan simakan yang disampaikan pembicara dengan baik, penyimak harus dapat menghindari gangguan menyimak, baik yang berasal dari diri sendiri maupun yang berasal dari luar, penyimak harus betul-betul memusatkan perhatian kepada materi yang disimak. Penyimak yang ideal harus bermotivasi mempunyai tujuan tertentu sehingga untuk menyimak kuat, menyimak secara menyeluruh materi secara utuh dan padu, menghargai pembicara, penyimak yang baik harus selektif, artinya harus memilih bagian-bagian yang inti, sungguh-sungguh, penyimak tidak mudah terganggu, penyimak harus cepat menyesuaikan diri, penyimak harus kenal arah pembicaraan, penyimak harus kontak dengan pembicara, Kontak dengan pembicara, merangku, menilai, merespon

4.2  Saran
Dalam pembelajaran sangat erat kaitannya antara keterampilan yang satu dengan keterampilan yang lainnya, maka tingkatkanlah semua keterampilan-keterampilan tersebut diantaranya keterampilan membaca, berbicara, menyimak, dan menulis supaya lebih efisien dan efektif.
















Daftar Pustaka
Alwasilah, A. C. (1983). Linguistik; Suatu Pengantar. Bandung: Angkasa.
Chaer, A. (2003). Linguistik Umum. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Guntur Tarigan, H. (1988). Pengajaran Pemerolehan Bahasa. Jakarta: Depdikbud.