Rabu, 30 Agustus 2017

Metafora dan Metonimi

A. RANGKUMAN
9.1. Pengantar
Pandangan klasik mengatakan bahwa metafora dan metonimi merupakan bentuk yang paling penting dari penggunaan bahasa figuratif. Metafora merupakan alat penghias, dicoratif divice.(Cruse, 2000:202). Saeed menambahkan, metafora dipandang sebagai pemakaian bahasa yang mencapai tingkat yang tercanggih dalam bahasa sastra dan puisi. (saeed 2003:345).
Cruse (2000:202-212) merangkum batasan metafora dari berbagai linguist sebagai berikut. Secara umum, metafora adalah “penggunaan kata atau frase ke makna yang lain daripada makna literalnya.” (Oxford Advence Leaner’s Dictionary). Aristoteles menganggap bahwa “kesamaan” mengambil peran ‘yang amat penting dalam metafora. Metafora bekerja dengan melakukan perbandingan, atau semacam simile. Contoh yang sering dipakai adalah kaki manusia, yang dipakai secara metaforis dalam frase kaki gunung yang berarti bagian terbawah dari sebuah gunung’. Makna kedua itu sama halnya dengan makna harfiah kaki/ atau elemen makna umum yang memberi lesensi makna metaforik adalah makna pendukung badan. Dasar pemilihan kata itu adalah adanya kemiripan fungsi dan letak kaki yaitu sebagai penyangga badan manusia yang dalam kaki gunung disamakan dengan bagian dasar gung yang juga dianggap penyangga ‘badan’ gunung, karena fungsi dn letaknya.
9.2 Perbandingan sebagai pola metafora
Ada banyak komentar yang mengandung saran tentang metafora. Kata Yunani metaphor makna harfiahnya adalah transfer. Yang oleh Arestoteles diartikan menstranfer suatu makna ekspresi ke makna ekspresi lain. Bagi Arestoteles makna metaforis selalu berupa makna literal dari ekspresi lain  (pendekatan ini disebut sebgai pendekatan subtitusi. Sekalipun Arestoteles menyadari adanya campur tangan dari luar, yakni adanya peran ‘kimiripan’ dalam metafora. Dalam tradisi klasik pada dasarnya metafora dianggap sebagai hiasan, alat dekoratif.
Pendapat Richard (1965), Cruse menjelaskan ada tiga aspek dalam metafora: pertama kendaraan (vehicle) kata yang dipakai sebagai metafora’, kedua tenor ‘ makna metaforis kendaraan’, dan ketiga latar (ground)  yang menjadi dasar untuk makna perluasan, atau elemen makna yang memberi lisensi bagi makna mataforis (2004:198). Pada kaki gunung, kata kaki adalah ‘kendaraan’, tenornya adalah sesuatu berupa bagian bawah, makna yang dimaksudkan oleh kendaraan. Dan latarnya adalah bagian yang paralel antara posisi kanonik
Sumber dan target metafora menurut Dreeraerts(2010:34-36):
9.2.1 Kesamaan bentuk dan penampilan
Diambil dari anggota badan manusia dalam bahasa Indonesia, Misal Mata dalam mata sapi, mata kaki
9.2.2 Kesamaan posisi dalam Struktur
Anggota badan berdasarkan posisi, Contoh perut bumi, kaki gunung
9.2.3 Kesamaan Fungsi
Dari anggota badan:  Kepada bagian,  kepala sekolah, tangan kanan
9.2.4 Dengan menghubungkan ruang dan waktu
Contoh:  Jam telah tiba, waktu telah berlalu
9.2.5 Menghubungkan ruang dan kuantitas
Contoh:  Panen Raya, kesempatan besar
9.2.6 Dengan menghubungkan domain panca indra
Contoh : Suaranya melengking, suara tajam
9.2.7 Menghubungkan kebutuhan badani dengan kognisi
Contoh : Meraba-raba

9.3 Mitonimi
Dalam semantik leksikal makna mitonimi makna baru yang dibangun berdasarkan adanya hubungan kontiguitas atau asosiatif .
9.3.1 Pola-pola metonimi
9.3.1.1 Hubungan bagian dengan keseluruhan
9.3.2 Nama individu untuk kelompok
Nama-nama dari tokoh negarawan, ilmuwan seniman tertentu yang telah mempunyai nama nasional, regional atau internasional, disebut mengacu kepada masyarakat atau kegiatan pada masanya. contoh....... selama masa-masa kemelut pergantian rezim dari Soekarno ke Soeharto, kota Yogyakarta mendapat sentuhan perencanaan lagi mulai 1974.
Contoh zaman Hitler
9.3.2.1 Obyek untuk isi/Fungsi
Ungkapan metonimi menggunakan anggota badan, bukan untuk menunjuk fisik, melainkan untuk mengacu kepada fungsi atau perannya. .....menyembunyikan perasaan dan menggunakan kepala untuk menebak’ apa yang dirasakan oleh tubuh, dengan tujuan untuk menjadi cerdas tapi bukan secara emosional. contoh : ia terheran-heran ketika mendengar suaminya menggunakan bahasa Indonesia yang baginya pada saat itu merasa janggal keluar dari mulut suaminya
9.3.3 Lokasi untuk isi/konsep
Ruang spesial atau waktu, mewakili isi atau konsep yang berada di dalamnya
Contoh : Banyak sekali siasat dan budaya kampung yang berkembang.
Nilai-nilai Asia versus nilai-nilai barat yang diagungkan dan dijadikan dalih.
9.3.4 Seluruh untuk sebagian
Penyebutan sesuatu dengan penuh untuk diasosiasikan dengan salah satu macam atau bagiannya Contoh : Amerika Serikat mengancam melakukan perang perdagangan dengan Jepang
MPR bersidang sedikitnya sekali dalam lima tahun di ibukota Negara.
9.3.5 Waktu untuk peristiwa
Ruang waktu, seperti ruang spesial juga sering dipakai untuk menunjukan isi atau kejadian di dalamnya, seperti: tujuhbelasan tahun ini kurang meriah...(untuk menunjukan hari tanggal 17  Agustus 1945 dlam  memperingati hari kemerdekaan)
9.3.6 Bahan untuk produk
Contoh : Kartini dalam memainkan kata yang pantas, indah, namun juga jitu membidak pada sasaran.
9.3.7 Alat untuk produk
Contoh Tak jarang ia beradu mulut dan  berujung pada perkelahian
9.3.8 Sebab –Akibat
Aku tidak puas dengan alis ibu
Alis ibu adalah hasil pembentukan alis mata dengan menggunakan pensil alis, yang dilakukan oleh ibu.
9.3.9 Perubahan fisik untuk keadaan psikologis
Contoh: .....kelihatan pengunjung yang diam saja sambil berpeluk tangan.
Mengubah sikap berpeluk tangan menandakan “rasa kagum” melihat obyek di depannya
9.3.10 Lambang untuk yang dilambangkan
Contoh : ..... dibawah ancaman bayonet Jepang, Saudara-saudara, saya telah....
Bayonet adalah lambang tentara Jepang sebagai tentara yang pemberani, yang sanggup berperang berhadapan dengan satu lawan satu. Jadi bayonet mengacu kepada tentara yang memiliki keberanian.

9.4 BATASAN BARU TENTANG METAFORA DAN METONIMI
Metafora merupakan aspek semantik dan struktur gramatikal yang bersifat inheren dan fundamental. Pendapat baru metafora dianggap meliputi baik makna literal, maupun retorikal. LAKOFF
9.4.1 Ciri metofora dan metonimi Cruse*)

9.4.2 Haas (1964): Perpindahan medan makna
Setiap medan makna memiliki kontek kalimat yang tersendiri, bila sebuah kata mempunyai makna baru berarti mempunyai medan makna baru, dan memiliki konteks baru.
9.4.3 Black, Black: Analogue Model
Metofora adalah ide murni, pikiran pribadi, kemauan yang terselubung, sebaliknya metafora mengacu secara ekslusif ke kejadian-kejadian umum.
9.4.4 Teori baru tentang metafora
9.4.5 Pandangan klasik
Aristoteles memandang metafora sebagai dekorasi bagi bahasa yang dipakai secara biasa, sebagai alat retorika yang dipakai pada waktu tertentuuntuk memperoleh efek tertentu, pandangan ini menggambarkan metafora sebagai sesuatu yang lain di luar bahasa yang normal.
9.4.6 Pandangan romantik abad 18-19
Metafora dianggap bersifat integral terhadap bahasa dan pikiran sebagai suatu cara mengekspresikan dunia, merupakan bukti peran imaginasi dalam konseptualisasi dan penalaran. Intinya tidak ada beda antara bahasa literal dan figuratif, semua bahasa bersifat metafora.
9.4.7 Pandangan semantik Kognitif tentang metafora
Pandangan semantik kognitif dapat dianggap sebagai lanjutan pandangan klasik tentang metafora tersebut. Tidak ada bedanya antara bahasa figuratif dan bahasa literal. Pada pandangan romantik semua bahasa adalah bersifat metaforik. Metafora lebih dikenal sebagai kognitif daripada mekanisme stylistic( bukan ciri dekoratif sebuah gaya, melainkan komponen asasi dari kognisi manusia) Selanjutnya metafora juga bukan lingustik murni, melainkan pada dasarnya bersifat konseptual . Metofara adalah alat dimana pengalaman yang abstrak atau tidak teraba dapat dikonsepkan dalam bentuk yang kongkrit dan lebih mudah dikenal.
9.4.8 Teori konseptual tentang metafora
Ada tiga proposisi teori tentang konseptual metafora:
1.       pandangan bahwa metafora lebih mengutamakan fenomena kognitif daripada leksikal murni
2.       metafora harus dianalisis dengan pemetaan dua ranah
3.       arti semantik linguistik didasarkan kepada pengalaman
9.4.9 Metafora sebagai fenomena konseptual
Teori metafora konseptual mengemukakan bukti-bukti yang bervariasi secara sistematis bagi metafora yang bersifat konseptual dari pada leksikal.
1.       metafora hadir dalam pola-pola yang melampaui unsur-unsur leksikal yang individual
2.       bayang-bayang metaforik dapat dipakai secara kreatif. Sepasang ekspresi yang mengandung pola metaforik bersifat terbuka. Tidak hanya sebatas pola konvensional, tetapi menarik ekspresi metaforik yang baru.
3.       pola metaforik bisa terjadi di kuar bahasa. Contoh sederhana, orang mengacungkan jepol ke atas, lain maknanya dengan mengacungkan jepol ke bawah.

9.5 Tipe-tipe metafora
9.5.1 Metafora struktural adalah sistem metafora yang seluruh komplek mentalnya dibangun kembali dalam kata lain yang umumnya lebih kongkret.
Contoh: Pandangannya tidak dapat dipertahankan
                Mereka menyerang apa pun yang dia pikirkan
                Akhirnya saya kehabisan argumen
Dia mempertahankan pendapatnya bahwa bulan dapat dihuni

9.5.2 Metafora orientasional
Metafora ini memberikan konsep oriental terhadap dengan mengasosiasikannya ke wilayah dunia abstrak dengan aspek dunia pengetahuan dari pengalaman, yang didasarkan kepada bagaimana manusia memahami orientasinya dalam ruang fisik.
Contoh: Saya merasa terbang hari ini.
                Gambar itu membesarkan semangat saya.
                Semangatnya bangkit oleh beriita itu.
                Saya berpendapat dia telah pergi jauh dalam hidupnya.

9.5.3 Metafora ontologis membantu membangun pemahaman kita tentang konsep dan pengalaman abstrak, seperti kejadian, kegiatan, emosi, ide, dan sebagainnya, ke dalam bahasa pengalaman kita terhadap obyek fisik yang aktual dalam dunia nyata ini.
B. REFERENSI BANDINGAN DARI BUKU/BAB YANG LAIN
Metafora adalah semacam analogi yang membandingkan dua hal secara langsung, tetapi dalam bentuk yang singkat: bunga bangsa, buaya darat, buah hati, cindera mata, dan sebagainya.
Metafora sebagai perbandingan langsung tidak mempergnakan kata seperti, bak, bagaikan, dan sebagainya, sehingga pokok pertama langsung dihubungkan dengan pokok kedua.
Metafora adalah salah satu majas dalam Bahasa Indonesia, dan juga berbagai bahasa lainnya. Majas ini mengungkapkan ungkapan secara tidak langsung berupa perbandingan analogis. Seperti halnya majazi dalam bab kata dan makna (ilmu logika), makna yang terkandung dalam majas metafora adalah suatu peletakan kedua dari makna asalnya, yaitu makna yang bukan mengunakan kata dalam arti sesungguhnya, melainkan sebagai kiasan yang berdasarkan persamaan dan perbandingan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) me·ta·fo·ra /métafora/ didefinisikan sebagai "pemakaian kata atau kelompok kata bukan dengan arti yg sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan atau perbandingan.[1] , misal tulang punggung dalam kalimat "pemuda adalah tulang punggung negara".Metafora adalah majas (gaya bahasa) yg membandingkan sesuatu dengan yang lain secara langsung. Metafora adalah gaya bahasa perbandingan.
1.     Kata "tulang punggung" dalam kalimat "Pemuda adalah tulang punggung negara".[1]
2.     Engkau belahan jantung hatiku sayangku.
3.     Raja siang keluar dari ufuk timur.
4.     Jonathan adalah bintang kelas dunia.
5.     Raja malam telah keluar dari paraduannya.
1.       ^ a b Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Kamus versi online/daring

Metonimia diturunkan dari bahasa Yunani meta yang berarti menunjukan perubahan dan anoma yang berarti nama. Dengan demikian, metonimia adalah suatu gaya yang mempergunakan sebuah kata untuk menyatakan suatu hal lain, karena mempunyai pertalian yang sangat dekat. Hubungan itu ddapat berupa penemu untuk hasil penemuan, pemilik untuk barang yang dimiliki, akibat untuk sebab, sebab untuk akibat, isi untuk menyatakan kulitnya, dan sebagainya. Contoh:
Ia membeli sebuah chevrolet.
Saya minum satu gelas,ia dua gelas
Pena lebih berbahaya dari pedang
Ia telah memeras keringat habis-habisan
C. NAMA TOKOH
1. Cruse
2. Saeed
3. Arestoteles
Aristoteles (bahasa Yunani: ‘Aριστοτέλης Aristotélēs), (384 SM  322 SM) adalah seorang filsuf Yunani, murid dari Plato dan guru dari Alexander yang Agung.[1] Ia menulis tentang berbagai subyek yang berbeda, termasuk fisika, metafisika, puisi, logika, retorika,politik, pemerintahan, etnis, biologi dan zoologi Bersama dengan Socrates dan Plato, ia dianggap menjadi seorang di antara tiga orang filsuf yang paling berpengaruh di pemikiran Barat.

Riwayat hidup

Aristoteles lahir di Stagira, kota di wilayah Chalcidice, Thracia, Yunani (dahulunya termasuk wilayah Makedonia tengah) tahun 384 SM. Ayahnya adalah tabib pribadi Raja Amyntas dari Makedonia. Pada usia 17 tahun, Aristoteles menjadi muridPlato. Belakangan ia meningkat menjadi guru di Akademi Plato di Athena selama 20 tahun. Aristoteles meninggalkan akademi tersebut setelah Plato meninggal, dan menjadi guru bagi Alexander dari Makedonia.
Saat Alexander berkuasa pada tahun 336 SM, ia kembali ke Athena. Dengan dukungan dan bantuan dari Alexander, ia kemudian mendirikan akademinya sendiri yang diberi nama Lyceum, yang dipimpinnya sampai tahun 323 SM. Perubahan politik seiring jatuhnya Alexander menjadikan dirinya harus kembali kabur dari Athena guna menghindari nasib naas sebagaimana dulu dialami Socrates.  Aristoteles meninggal tak lama setelah pengungsian tersebut. Aristoteles sangat menekankan empirisme untuk menekankan pengetahuan.

Pemikiran

Filsafat Aristoteles berkembang dalam tiga tahapan yang pertama ketika dia masih belajar di Akademi Plato ketika gagasannya masih dekat dengan gurunya tersebut, kemudian ketika dia mengungsi, dan terakhir pada waktu ia memimpin Lyceum mencakup enam karya tulisnya yang membahas masalah logika, yang dianggap sebagai karya-karyanya yang paling penting, selain kontribusinya di bidang Metafisika, Fisika, Etika, Politik, Ilmu Kedokteran, Ilmu Alam dan karya seni.
Di bidang ilmu alam, ia merupakan orang pertama yang mengumpulkan dan mengklasifikasikan spesies-spesies biologi secara sistematis. Karyanya ini menggambarkan kecenderungannya akan analisis kritis, dan pencarian terhadap hukum alam dan keseimbangan pada alam.
Berlawanan dengan Plato yang menyatakan teori tentang bentuk-bentuk ideal benda, Aristoteles menjelaskan bahwa materi tidak mungkin tanpa bentuk karena ia ada (eksis). Pemikiran lainnya adalah tentang gerak di mana dikatakan semua benda bergerak menuju satu tujuan, sebuah pendapat yang dikatakan bercorak teleologis. Karena benda tidak dapat bergerak dengan sendirinya maka harus ada penggerak di mana penggerak itu harus mempunyai penggerak lainnya hingga tiba pada penggerak pertama yang tak bergerak yang kemudian disebut dengan theos, yaitu yang dalam pengertian Bahasa Yunani sekarang dianggap berarti Tuhan. Logika Aristoteles adalah suatu sistem berpikir deduktif (deductive reasoning), yang bahkan sampai saat ini masih dianggap sebagai dasar dari setiap pelajaran tentang logika formal. Meskipun demikian, dalam penelitian ilmiahnya ia menyadari pula pentingnya observasi, eksperimen dan berpikir induktif (inductive thinking).
Hal lain dalam kerangka berpikir yang menjadi sumbangan penting Aristoteles adalah silogisme yang dapat digunakan dalam menarik kesimpulan yang baru yang tepat dari dua kebenaran yang telah ada.Misalkan ada dua pernyataan (premis)
·         Setiap manusia pasti akan mati (premis mayor).
·         Sokrates adalah manusia (premis minor)
·         maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Sokrates pasti akan mati
Di bidang politik, Aristoteles percaya bahwa bentuk politik yang ideal adalah gabungan dari bentuk demokrasi danmonarki.
Karena luasnya lingkup karya-karya dari Aristoteles, maka dapatlah ia dianggap berkontribusi dengan skala ensiklopedis, di mana kontribusinya melingkupi bidang-bidang yang sangat beragam sekali seperti Fisika, Astronomi, Biologi, Psikologi, Metafisika (misalnya studi tentang prisip-prinsip awal mula dan ide-ide dasar tentang alam), logika formal, etika, politik, dan bahkan teori retorika dan puisi.
Di bidang seni, Aristoteles memuat pandangannya tentang keindahan dalam buku Poetike. Aristoteles sangat menekankan empirisme untuk menekankan pengetahuan. Ia mengatakan bahwa pengetahuan dibangun atas dasar pengamatan dan penglihatan. Menurut Aristoteles keindahan menyangkut keseimbangan ukuran yakni ukuran material. Menurut Aristoteles sebuah karya seni adalah sebuah perwujudan artistik yang merupakan hasil chatarsis disertai dengan estetika.Chatarsis adalah pengungkapan kumpulan perasaan yang dicurahkan ke luar. Kumpulan perasaan itu disertai dorongan normatif. Dorongan normatif yang dimaksud adalah dorongan yang akhirnya memberi wujud khusus pada perasaan tersebut. Wujud itu ditiru dari apa yang ada di dalam kenyataan..aristoteles juga mendefinisikan pengertian sejarah yaitu Sejarah merupakan satu sistem yang meneliti suatu kejadian sejak awal dan tersusun dalam bentuk kronologi. Pada masa yang sama, menurut dia juga Sejarah adalah peristiwa-peristiwa masa lalu yang mempunyai catatan, rekod-rekod atau bukti-bukti yang konkrit.

Pengaruh

Meskipun sebagian besar ilmu pengetahuan yang dikembangkannya terasa lebih merupakan penjelasan dari hal-hal yang masuk akal (common-sense explanation), banyak teori-teorinya yang bertahan bahkan hampir selama dua ribu tahun lamanya.Hal ini terjadi karena teori-teori tersebut dianggap masuk akal dan sesuai dengan pemikiran masyarakat pada umumnya, meskipun kemudian ternyata bahwa teori-teori tersebut salah total karena didasarkan pada asumsi-asumsi yang keliru.
Dapat dikatakan bahwa pemikiran Aristoteles sangat berpengaruh pada pemikiran Barat dan pemikiran keagamaan lain pada umumnya.Penyelarasan pemikiran Aristoteles dengan teologi Kristiani dilakukan oleh Santo Thomas Aquinas pada abad ke-13, dengan teologi Yahudi oleh Maimonides (1135 – 1204), dan dengan teologi Islam oleh Ibnu Rusyid (1126 – 1198).Bagi manusia abad pertengahan, Aristoteles tidak saja dianggap sebagai sumber yang otoritatif terhadap logika dan metafisika, melainkan juga dianggap sebagai sumber utama dari ilmu pengetahuan, atau "the master of those who know", sebagaimana yang kemudian dikatakan oleh Dante Alighieri.
4. Richard
5. Greeraerts
6. Haas
7. Black
10. Lakoff
11. Johnson
12. Hurfoord



D.    KAMUS ISTILAH
Asosiatif
hubungan asosiatif (rapports associa'
asosiatif
bersifat asosiatif, menghubung-hubungkan
dekoratif
berkenaan dengan dekorasi
domain
wilayah, daerah,ranah
fenomena
hal-hal yang dapat dirasakan dengan panca indra dan dapat diterangkan secara ilmiah
Fungsi
1. beban makna satu satuan bahasa 2. hubungan antara satu satuan dengan unsur-unsur gramatikal
gramatikal
sesuai dengan tata bahasa, menurut tata bahasa
inheren
berhubungan erat, tidak dapat diceraikan, MELEKAT
kognisi
Kegiatan atau proses memperoleh pengetahuan
konsep
rancangan atau buram surat ide atau pengertian yang di abstrakkan dari peistiwa kongkret
konseptual
berhubungan dengan konsef
kontiguitas
keadaan bersentuhan dalam ruang dan waktu
kuantitas
linguist
ahli linguistik, ahli bahasa
makna literal
Metofora
pemakaian kata atau ungkapan lain untuk obyek atau konsep lain berdasarkan kias atau persamaan. Mis. Kaki gunung, kaki meja
metonimi
Pemakaian nama untuk benda lainyang berasosiasi atau yang menjadi atributnya, mis. Si kaca mata
Obyek
obyek
proposisi
rancangan usulan, ungkapan yang dapat dipercaya, disangsikan disangkal,atau dibuktikan benar-tidaknya
retorikal
keterampilan berbahasa secara efektif, seni berpidato
rezim
tata pemerintahan negara, negara yang berkuasa
semantik
ilmu tentang makna kata dalam kalimat, pengetahuan mengenai seluk beluk dan pergeseran makna kata
Struktur
cara sesuatu disusun atau dibangun, susunan bangunan


DAFTAR PUSTAKA
Keraf, Gory. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia, 1986
Pradopo, Rahmat Djoko. Pengkajian Puisi : Gramedia, 1996
Markoem, Muhajir Semantik dan Pragmatik.Tangerang:Pustaka Mandiri
Tri Haryanta, Agung.Kamus kebahasaan dan kesusastraan .Surakarta:Aksarra senergi Media,2012




Pengertian dan Contoh Majas Metonimia Lengkap

Pengertian dan Contoh Majas Metonimia Lengkap - Salah satu majas perbandingan lainnya ialah majas metonimia, yaitu  majas yang mengungkapkan sesuatu dengan gaya bahasa yang khas yakni dengan membandingkannya dengan suatu label, merek, ciri khas, atau atribut yang melekat pada benda atau sesuatu yang dimaksud. Sehingga dengan demikian hal-hal tersebut merupakan penggambaran kata yang dimaksud. Beberapa pakar linguistik, seperti Tutescu menyatakan bahwa ciri khas atau atribut tertentu dapat digunakan untuk mengemukakan benda atau sesuatu yang dimaksud, berkat adanya hubungan yang melekat (acuan) dari kedua hal yang dimaksud. Hubungan yang sangat dekat ini dapat menjadi acuan akan maksud dari benda atau sesuatu yang dimaksudkan.
Ditemukan perbedaan pada metonimia dengan metafora dalam hal hubungan hal yang dibandingkan, hal ini senada dengan Tutescu.
Menurutnya, pada metafora ditemukan pertemuan/ persilangan makna, maka dalam metonimia terdapat ketercakupan atau kepemilikan bersama keseluruhan makna. Maksudnya adalah, pada metonimia, pembanding yang digunakan memiliki ciri khas atau kedekatan yang dapat digunakan untuk mengungkapkan benda yang berhubungan dengan pembanding. Lebih jelasnya, metafora membandingkan sesuatu yang memiliki kedekatan makna, sedangkan metonimia kedekatan acuan. Kontiguitas (pertautan) yang terjadi pada metonimia dapat bersifat spasial, temporal (waktu), dan kausal (sejarah).

Contoh hubungan spasial:

“ negeri matahari terbit memberikan beasiswa khusus untuk pelajar Indonesia”.

Kata negeri matahari terbit disini ialah mengemukakan pemerintah negara jepang. Hubungan antara keduanya hubungan spasial, karena yang memberikan beasiswa ialah pemerintah jepang yang juga negeri matahari terbit. Jadi, hubungan antara negeri atahari terbit dengan pemerintah jepang adalah kedekatan acuan, bukan hubungan acuan.

Contoh hubungan temporal:

“natalan di aceh dipenuhi isak tangis mengenang tsunami”

Tak ada hubungan antara natal dengan tsunami. Tsunami di aceh bertepatan saat natal tiba, sehingga keduanya menunjukan hubungan temporal.

Contoh hubungan kausal:

“Perusahaan itu memperkerjakan karyawannya dengan kerja rodi”

Kerja rodi terjadi pada masa penjajahan. Pada masa kini tidak ditemukan kerja rodi seperti pada masa penjajahan yang pekerjanya senantiasa disiksa dan dberi upah yang minim. Maksud penggunaan kerja rodi pada kalimat tersebut ialah bekerja berat namun upah yang diterima sangat minim dan tidak sesuai. Keduanya menunjukkan hubungan kausal.

25 CONTOH PENGGUNAAN MAJAS METONIMIA


1.    Baginya lebih baik tak makan daripada kehilangan djarum supernya. (maksudnya adalah rokok)
2.    Kiki sedang memandikan honda jazznya. (mobil)
3.    Hanya adidas butut yang senantiasa menemani ia pergi kemanapun. (sepatu)
4.    Rani bekerja sebagai pemburu berita di TV swasta (reporter)
5.    Aleeya selalui menyediakan 8 gelas aqua untuk memjaga kesehatan tubuhnya. (air minum)
6.    Harga rojo lele semakin melambung, kesejahteraan rakyat semakin turun. (beras)
7.    Perjalanan ke Bali lebih cepat ditempuh dengan garuda. (pesawat)
8.    Kini semua orang dapat menjadi tenar melalui instagram. (sosial media)
9.    Bibirnya menjadi merah berkat lip ice. (lipstik)
10.    Ia dibiayai oleh LPDP untuk melanjutkan studi. (beasiswa)
11.    Berkat kerja Kuli tinta kita semua tau tentang segalanya. (penulis)
12.    Warna hijau rambutnya menggunakan salsa. (pewarna rambut)
13.    Rupiah turun adalah masalah utama dalam kesejahteraan rakyat. (uang)
14.    Mery rajin membersihkan giginya sebelum tidur dengan ciptadent. (pasta gigi)
15.    Kutu-kutu dirambut saras musnah dibasmi dengan peditox. (racun kutu)
16.    Nyamuk-nyamuk di rumah dibasmi menggunakan baygon. (obat nyamuk)
17.    Dimas menjual tumpukan erlangga dari lemari untuk tambahan uang jajan. (buku)
18.    Kabar kenaikan BBM membuat warga mengantri di pertamina. (pombensin)
19. Rakyat sangat berharap para pemilik kursi empuk untuk memikirkan kesejahteraannya (penguasa/pemimpin).
20.    A cup of good day can make you enjoy your day. (kopi)
21.    Meriam-meriam israel tak henti-hentinya menembaki warga Gaza. (senjata)
22. Problematika anak jaman sekarang lebih senang bermain dengan onet dibanding bermain dengan teman. (game)
23.    Pasar android sedang maju pesat (handphone)
24.    Perpanjangan kontrak freeport memicu banyak pro dan kontra. (perusahaan tambang asing) 
25.    Toni mendapat undian dari mandiri. (bank)