A.
RANGKUMAN
9.1. Pengantar
Pandangan klasik mengatakan bahwa metafora dan metonimi merupakan bentuk
yang paling penting dari penggunaan bahasa figuratif.
Metafora merupakan alat penghias,
dicoratif divice.(Cruse, 2000:202). Saeed menambahkan, metafora dipandang
sebagai pemakaian bahasa yang mencapai tingkat yang tercanggih dalam bahasa
sastra dan puisi. (saeed 2003:345).
Cruse (2000:202-212)
merangkum batasan metafora dari berbagai linguist sebagai berikut. Secara umum,
metafora adalah “penggunaan kata atau frase ke makna yang lain daripada makna
literalnya.” (Oxford Advence Leaner’s
Dictionary). Aristoteles menganggap bahwa “kesamaan” mengambil peran ‘yang
amat penting dalam metafora. Metafora bekerja dengan melakukan perbandingan,
atau semacam simile. Contoh yang
sering dipakai adalah kaki manusia, yang dipakai secara metaforis dalam frase
kaki gunung yang berarti bagian terbawah dari sebuah gunung’. Makna kedua itu
sama halnya dengan makna harfiah kaki/ atau elemen makna umum yang memberi
lesensi makna metaforik adalah makna pendukung
badan. Dasar pemilihan kata itu adalah adanya kemiripan fungsi dan letak
kaki yaitu sebagai penyangga badan manusia yang dalam kaki gunung disamakan
dengan bagian dasar gung yang juga dianggap penyangga ‘badan’ gunung, karena
fungsi dn letaknya.
9.2 Perbandingan sebagai
pola metafora
Ada banyak komentar yang mengandung saran tentang metafora. Kata Yunani metaphor makna harfiahnya adalah
transfer. Yang oleh Arestoteles diartikan menstranfer suatu makna ekspresi ke
makna ekspresi lain. Bagi Arestoteles makna metaforis selalu berupa makna
literal dari ekspresi lain (pendekatan
ini disebut sebgai pendekatan subtitusi. Sekalipun Arestoteles menyadari
adanya campur tangan dari luar, yakni adanya peran ‘kimiripan’ dalam metafora.
Dalam tradisi klasik pada dasarnya metafora dianggap sebagai hiasan, alat
dekoratif.
Pendapat Richard (1965), Cruse menjelaskan ada tiga aspek dalam metafora:
pertama kendaraan (vehicle) kata yang dipakai sebagai metafora’, kedua tenor ‘
makna metaforis kendaraan’, dan ketiga latar (ground) yang menjadi dasar untuk makna perluasan, atau
elemen makna yang memberi lisensi bagi makna mataforis (2004:198). Pada kaki
gunung, kata kaki adalah ‘kendaraan’, tenornya adalah sesuatu berupa bagian
bawah, makna yang dimaksudkan oleh kendaraan. Dan latarnya adalah bagian yang
paralel antara posisi kanonik
Sumber dan target
metafora menurut Dreeraerts(2010:34-36):
9.2.1 Kesamaan bentuk dan penampilan
Diambil dari anggota
badan manusia dalam bahasa Indonesia, Misal Mata
dalam mata sapi, mata kaki
9.2.2 Kesamaan posisi dalam Struktur
Anggota badan
berdasarkan posisi, Contoh perut bumi,
kaki gunung
9.2.3 Kesamaan Fungsi
Dari anggota badan: Kepada
bagian, kepala sekolah, tangan kanan
9.2.4 Dengan menghubungkan ruang dan waktu
Contoh: Jam
telah tiba, waktu telah berlalu
9.2.5 Menghubungkan ruang dan kuantitas
Contoh: Panen
Raya, kesempatan besar
9.2.6 Dengan menghubungkan domain panca indra
Contoh : Suaranya
melengking, suara tajam
9.2.7 Menghubungkan
kebutuhan badani dengan kognisi
Contoh : Meraba-raba
9.3 Mitonimi
Dalam semantik leksikal
makna mitonimi makna baru yang dibangun berdasarkan adanya hubungan kontiguitas
atau asosiatif .
9.3.1 Pola-pola metonimi
9.3.1.1 Hubungan bagian dengan keseluruhan
9.3.2 Nama individu
untuk kelompok
Nama-nama dari tokoh
negarawan, ilmuwan seniman tertentu yang telah mempunyai nama nasional,
regional atau internasional, disebut mengacu kepada masyarakat atau kegiatan
pada masanya. contoh....... selama masa-masa kemelut pergantian rezim dari
Soekarno ke Soeharto, kota Yogyakarta mendapat sentuhan perencanaan lagi mulai
1974.
Contoh zaman Hitler
9.3.2.1 Obyek untuk
isi/Fungsi
Ungkapan metonimi
menggunakan anggota badan, bukan untuk menunjuk fisik, melainkan untuk mengacu
kepada fungsi atau perannya. .....menyembunyikan perasaan dan menggunakan kepala untuk menebak’ apa yang dirasakan
oleh tubuh, dengan tujuan untuk menjadi cerdas tapi bukan secara emosional.
contoh : ia terheran-heran ketika mendengar suaminya menggunakan bahasa
Indonesia yang baginya pada saat itu merasa janggal keluar dari mulut
suaminya
9.3.3 Lokasi untuk
isi/konsep
Ruang spesial atau
waktu, mewakili isi atau konsep yang berada di dalamnya
Contoh : Banyak sekali
siasat dan budaya kampung yang berkembang.
Nilai-nilai Asia versus nilai-nilai barat yang diagungkan dan dijadikan
dalih.
9.3.4 Seluruh untuk
sebagian
Penyebutan sesuatu
dengan penuh untuk diasosiasikan dengan salah satu macam atau bagiannya Contoh
: Amerika Serikat mengancam melakukan perang perdagangan dengan Jepang
MPR bersidang sedikitnya
sekali dalam lima tahun di ibukota Negara.
9.3.5 Waktu untuk peristiwa
Ruang waktu, seperti
ruang spesial juga sering dipakai untuk menunjukan isi atau kejadian di
dalamnya, seperti: tujuhbelasan tahun ini kurang meriah...(untuk menunjukan
hari tanggal 17 Agustus 1945 dlam memperingati hari kemerdekaan)
9.3.6 Bahan untuk produk
Contoh : Kartini dalam memainkan kata yang pantas, indah, namun
juga jitu membidak pada sasaran.
9.3.7 Alat untuk produk
Contoh Tak jarang ia
beradu mulut dan berujung pada perkelahian
9.3.8 Sebab –Akibat
Aku tidak puas dengan alis ibu
Alis ibu adalah hasil
pembentukan alis mata dengan menggunakan pensil alis, yang dilakukan oleh ibu.
9.3.9 Perubahan fisik
untuk keadaan psikologis
Contoh: .....kelihatan
pengunjung yang diam saja sambil berpeluk tangan.
Mengubah sikap berpeluk
tangan menandakan “rasa kagum” melihat obyek di depannya
9.3.10 Lambang untuk
yang dilambangkan
Contoh : ..... dibawah
ancaman bayonet Jepang, Saudara-saudara, saya telah....
Bayonet adalah lambang
tentara Jepang sebagai tentara yang pemberani, yang sanggup berperang berhadapan
dengan satu lawan satu. Jadi bayonet mengacu kepada tentara yang memiliki
keberanian.
9.4 BATASAN BARU TENTANG METAFORA DAN METONIMI
Metafora merupakan aspek semantik dan struktur gramatikal yang bersifat
inheren dan fundamental. Pendapat baru metafora dianggap meliputi baik makna
literal, maupun retorikal. LAKOFF
9.4.1 Ciri metofora dan
metonimi Cruse*)
9.4.2 Haas (1964): Perpindahan medan makna
Setiap medan makna
memiliki kontek kalimat yang tersendiri, bila sebuah kata mempunyai makna baru
berarti mempunyai medan makna baru, dan memiliki konteks baru.
9.4.3 Black, Black: Analogue Model
Metofora adalah ide
murni, pikiran pribadi, kemauan yang terselubung, sebaliknya metafora mengacu
secara ekslusif ke kejadian-kejadian umum.
9.4.4 Teori baru tentang
metafora
9.4.5 Pandangan klasik
Aristoteles memandang
metafora sebagai dekorasi bagi bahasa yang dipakai secara biasa, sebagai alat
retorika yang dipakai pada waktu tertentuuntuk memperoleh efek tertentu,
pandangan ini menggambarkan metafora sebagai sesuatu yang lain di luar bahasa
yang normal.
9.4.6 Pandangan romantik
abad 18-19
Metafora dianggap
bersifat integral terhadap bahasa dan pikiran sebagai suatu cara
mengekspresikan dunia, merupakan bukti peran imaginasi dalam konseptualisasi
dan penalaran. Intinya tidak ada beda antara bahasa literal dan figuratif,
semua bahasa bersifat metafora.
9.4.7 Pandangan semantik
Kognitif tentang metafora
Pandangan semantik
kognitif dapat dianggap sebagai lanjutan pandangan klasik tentang metafora
tersebut. Tidak ada bedanya antara bahasa figuratif dan bahasa literal. Pada
pandangan romantik semua bahasa adalah bersifat metaforik. Metafora lebih
dikenal sebagai kognitif daripada mekanisme stylistic( bukan ciri dekoratif
sebuah gaya, melainkan komponen asasi dari kognisi manusia) Selanjutnya
metafora juga bukan lingustik murni, melainkan pada dasarnya bersifat
konseptual . Metofara adalah alat dimana pengalaman yang abstrak atau tidak
teraba dapat dikonsepkan dalam bentuk yang kongkrit dan lebih mudah dikenal.
9.4.8 Teori konseptual
tentang metafora
Ada tiga proposisi teori
tentang konseptual metafora:
1.
pandangan bahwa metafora lebih mengutamakan
fenomena kognitif daripada leksikal murni
2.
metafora harus dianalisis dengan pemetaan dua
ranah
3.
arti semantik linguistik didasarkan kepada
pengalaman
9.4.9 Metafora sebagai
fenomena konseptual
Teori metafora
konseptual mengemukakan bukti-bukti yang bervariasi secara sistematis bagi metafora
yang bersifat konseptual dari pada leksikal.
1.
metafora hadir dalam pola-pola yang melampaui
unsur-unsur leksikal yang individual
2.
bayang-bayang metaforik dapat dipakai secara
kreatif. Sepasang ekspresi yang mengandung pola metaforik bersifat terbuka.
Tidak hanya sebatas pola konvensional, tetapi menarik ekspresi metaforik yang
baru.
3.
pola metaforik bisa terjadi di kuar bahasa.
Contoh sederhana, orang mengacungkan jepol ke atas, lain maknanya dengan
mengacungkan jepol ke bawah.
9.5 Tipe-tipe metafora
9.5.1 Metafora struktural adalah sistem metafora yang seluruh komplek
mentalnya dibangun kembali dalam kata lain yang umumnya lebih kongkret.
Contoh: Pandangannya tidak dapat
dipertahankan
Mereka
menyerang apa pun yang dia pikirkan
Akhirnya
saya kehabisan argumen
Dia mempertahankan
pendapatnya bahwa bulan dapat dihuni
9.5.2 Metafora orientasional
Metafora ini memberikan konsep oriental terhadap dengan mengasosiasikannya
ke wilayah dunia abstrak dengan aspek dunia pengetahuan dari pengalaman, yang
didasarkan kepada bagaimana manusia memahami orientasinya dalam ruang fisik.
Contoh: Saya merasa terbang hari ini.
Gambar
itu membesarkan semangat saya.
Semangatnya
bangkit oleh beriita itu.
Saya
berpendapat dia telah pergi jauh dalam hidupnya.
9.5.3 Metafora ontologis
membantu membangun pemahaman kita tentang konsep dan pengalaman abstrak,
seperti kejadian, kegiatan, emosi, ide, dan sebagainnya, ke dalam bahasa
pengalaman kita terhadap obyek fisik yang aktual dalam dunia nyata ini.
B. REFERENSI BANDINGAN DARI BUKU/BAB YANG LAIN
Metafora adalah semacam
analogi yang membandingkan dua hal secara langsung, tetapi dalam bentuk yang
singkat: bunga bangsa, buaya darat, buah
hati, cindera mata, dan sebagainya.
Metafora sebagai
perbandingan langsung tidak mempergnakan kata seperti, bak, bagaikan, dan sebagainya, sehingga pokok pertama
langsung dihubungkan dengan pokok kedua.
Metafora adalah salah satu majas dalam Bahasa
Indonesia, dan juga berbagai bahasa lainnya. Majas ini mengungkapkan ungkapan secara tidak langsung berupa
perbandingan analogis. Seperti halnya majazi dalam bab kata dan makna (ilmu
logika), makna yang terkandung dalam majas metafora adalah suatu peletakan
kedua dari makna asalnya, yaitu makna yang bukan mengunakan kata dalam arti
sesungguhnya, melainkan sebagai kiasan yang berdasarkan persamaan dan
perbandingan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) me·ta·fo·ra /métafora/ didefinisikan
sebagai "pemakaian kata atau kelompok kata bukan dengan arti yg
sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan atau
perbandingan.[1] , misal tulang punggung dalam kalimat
"pemuda adalah tulang punggung negara".Metafora adalah majas (gaya
bahasa) yg membandingkan sesuatu dengan yang lain secara langsung. Metafora
adalah gaya bahasa perbandingan.
2. Engkau belahan jantung hatiku sayangku.
3. Raja siang keluar dari ufuk timur.
4. Jonathan adalah bintang kelas dunia.
5. Raja malam telah keluar dari paraduannya.
Metonimia diturunkan dari bahasa Yunani meta
yang berarti menunjukan perubahan dan anoma yang berarti nama. Dengan demikian, metonimia adalah suatu gaya yang
mempergunakan sebuah kata untuk menyatakan suatu hal lain, karena mempunyai
pertalian yang sangat dekat. Hubungan itu ddapat berupa penemu untuk hasil
penemuan, pemilik untuk barang yang dimiliki, akibat untuk sebab, sebab untuk
akibat, isi untuk menyatakan kulitnya, dan sebagainya. Contoh:
Ia membeli sebuah chevrolet.
Saya minum satu gelas,ia dua gelas
Pena lebih berbahaya dari pedang
Ia telah memeras keringat habis-habisan
C. NAMA TOKOH
1. Cruse
2. Saeed
3. Arestoteles
Aristoteles (bahasa Yunani: ‘Aριστοτέλης Aristotélēs), (384 SM – 322 SM) adalah seorang filsuf Yunani, murid dari Plato dan guru dari Alexander
yang Agung.[1] Ia menulis tentang
berbagai subyek yang berbeda, termasuk fisika, metafisika, puisi, logika, retorika,politik, pemerintahan, etnis, biologi dan zoologi Bersama dengan Socrates dan Plato, ia dianggap menjadi
seorang di antara tiga orang filsuf yang paling berpengaruh di pemikiran Barat.
Riwayat
hidup
Aristoteles lahir di Stagira, kota di wilayah Chalcidice, Thracia, Yunani (dahulunya termasuk
wilayah Makedonia tengah) tahun 384 SM. Ayahnya adalah tabib pribadi Raja Amyntas dari
Makedonia.
Pada usia 17 tahun, Aristoteles menjadi muridPlato. Belakangan ia
meningkat menjadi guru di Akademi Plato di Athena selama 20 tahun. Aristoteles
meninggalkan akademi tersebut setelah Plato meninggal, dan menjadi guru bagi Alexander dari Makedonia.
Saat
Alexander berkuasa pada tahun 336 SM, ia kembali ke
Athena. Dengan dukungan dan bantuan dari Alexander, ia kemudian mendirikan
akademinya sendiri yang diberi nama Lyceum, yang dipimpinnya
sampai tahun 323 SM. Perubahan politik
seiring jatuhnya Alexander menjadikan dirinya harus kembali kabur dari Athena
guna menghindari nasib naas sebagaimana dulu dialami Socrates. Aristoteles meninggal tak lama setelah
pengungsian tersebut. Aristoteles sangat menekankan empirisme untuk menekankan
pengetahuan.
Pemikiran
Filsafat
Aristoteles berkembang dalam tiga tahapan yang pertama ketika dia masih belajar
di Akademi Plato ketika gagasannya masih dekat dengan gurunya tersebut,
kemudian ketika dia mengungsi, dan terakhir pada waktu ia memimpin Lyceum
mencakup enam karya tulisnya yang membahas masalah logika, yang dianggap
sebagai karya-karyanya yang paling penting, selain kontribusinya di bidang
Metafisika, Fisika, Etika, Politik, Ilmu Kedokteran, Ilmu Alam dan karya seni.
Di bidang ilmu alam, ia merupakan orang
pertama yang mengumpulkan dan mengklasifikasikan spesies-spesies biologi secara
sistematis. Karyanya ini menggambarkan kecenderungannya akan analisis kritis,
dan pencarian terhadap hukum alam dan keseimbangan pada alam.
Berlawanan
dengan Plato yang menyatakan teori tentang bentuk-bentuk ideal benda,
Aristoteles menjelaskan bahwa materi tidak mungkin tanpa bentuk karena ia ada
(eksis). Pemikiran lainnya adalah
tentang gerak di mana dikatakan semua benda bergerak menuju satu tujuan, sebuah
pendapat yang dikatakan bercorak teleologis. Karena benda tidak dapat bergerak
dengan sendirinya maka harus ada penggerak di mana penggerak itu harus
mempunyai penggerak lainnya hingga tiba pada penggerak pertama yang tak bergerak
yang kemudian disebut dengan theos,
yaitu yang dalam pengertian Bahasa Yunani sekarang dianggap berarti Tuhan. Logika Aristoteles adalah
suatu sistem berpikir deduktif (deductive
reasoning), yang bahkan sampai saat ini masih dianggap sebagai dasar dari
setiap pelajaran tentang logika formal. Meskipun
demikian, dalam penelitian ilmiahnya ia menyadari pula pentingnya observasi,
eksperimen dan berpikir induktif (inductive
thinking).
Hal lain
dalam kerangka berpikir yang menjadi sumbangan penting Aristoteles adalah
silogisme yang dapat digunakan dalam menarik kesimpulan yang baru yang tepat
dari dua kebenaran yang telah ada.Misalkan ada dua pernyataan (premis)
·
Setiap manusia pasti akan mati (premis
mayor).
·
Sokrates adalah manusia (premis minor)
·
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Sokrates
pasti akan mati
Di bidang politik, Aristoteles percaya
bahwa bentuk politik yang ideal adalah gabungan dari bentuk demokrasi danmonarki.
Karena
luasnya lingkup karya-karya dari Aristoteles, maka dapatlah ia dianggap
berkontribusi dengan skala ensiklopedis, di mana kontribusinya melingkupi
bidang-bidang yang sangat beragam sekali seperti Fisika, Astronomi, Biologi,
Psikologi, Metafisika (misalnya studi tentang prisip-prinsip awal mula dan
ide-ide dasar tentang alam), logika formal, etika, politik, dan bahkan teori
retorika dan puisi.
Di bidang
seni, Aristoteles memuat pandangannya tentang keindahan dalam buku Poetike. Aristoteles
sangat menekankan empirisme untuk menekankan pengetahuan. Ia mengatakan bahwa pengetahuan
dibangun atas dasar pengamatan dan penglihatan. Menurut Aristoteles keindahan
menyangkut keseimbangan ukuran yakni ukuran material. Menurut Aristoteles sebuah karya seni
adalah sebuah perwujudan artistik yang merupakan hasil chatarsis disertai dengan
estetika.Chatarsis adalah pengungkapan kumpulan perasaan yang dicurahkan ke
luar. Kumpulan perasaan itu
disertai dorongan normatif. Dorongan
normatif yang dimaksud adalah dorongan yang akhirnya memberi wujud khusus pada
perasaan tersebut. Wujud itu ditiru
dari apa yang ada di dalam kenyataan..aristoteles juga mendefinisikan
pengertian sejarah yaitu Sejarah merupakan satu sistem yang meneliti suatu
kejadian sejak awal dan tersusun dalam bentuk kronologi. Pada masa yang sama,
menurut dia juga Sejarah adalah peristiwa-peristiwa masa lalu yang mempunyai
catatan, rekod-rekod atau bukti-bukti yang konkrit.
Pengaruh
Meskipun
sebagian besar ilmu pengetahuan yang dikembangkannya terasa lebih merupakan
penjelasan dari hal-hal yang masuk akal (common-sense explanation),
banyak teori-teorinya yang bertahan bahkan hampir selama dua ribu tahun
lamanya.Hal ini terjadi karena teori-teori tersebut dianggap masuk akal dan
sesuai dengan pemikiran masyarakat pada umumnya, meskipun kemudian ternyata
bahwa teori-teori tersebut salah total karena didasarkan pada asumsi-asumsi
yang keliru.
Dapat
dikatakan bahwa pemikiran Aristoteles sangat berpengaruh pada pemikiran Barat
dan pemikiran keagamaan lain pada umumnya.Penyelarasan pemikiran Aristoteles
dengan teologi Kristiani dilakukan oleh Santo Thomas Aquinas pada abad ke-13, dengan teologi
Yahudi oleh Maimonides (1135 – 1204), dan
dengan teologi Islam oleh Ibnu Rusyid (1126 – 1198).Bagi
manusia abad pertengahan, Aristoteles tidak saja dianggap sebagai sumber yang
otoritatif terhadap logika dan metafisika, melainkan juga dianggap sebagai
sumber utama dari ilmu pengetahuan, atau "the master of those who know",
sebagaimana yang kemudian dikatakan oleh Dante Alighieri.
4. Richard
5. Greeraerts
6. Haas
7. Black
10. Lakoff
11. Johnson
12. Hurfoord
D. KAMUS ISTILAH
Asosiatif
|
hubungan asosiatif (rapports associa'
|
asosiatif
|
bersifat asosiatif, menghubung-hubungkan
|
dekoratif
|
berkenaan dengan dekorasi
|
domain
|
wilayah, daerah,ranah
|
fenomena
|
hal-hal yang dapat dirasakan dengan panca indra dan dapat diterangkan
secara ilmiah
|
Fungsi
|
1. beban makna satu satuan bahasa 2. hubungan antara satu satuan dengan
unsur-unsur gramatikal
|
gramatikal
|
sesuai dengan tata bahasa, menurut tata bahasa
|
inheren
|
berhubungan erat, tidak dapat diceraikan, MELEKAT
|
kognisi
|
Kegiatan atau proses memperoleh pengetahuan
|
konsep
|
rancangan atau buram surat ide atau pengertian yang di abstrakkan dari
peistiwa kongkret
|
konseptual
|
berhubungan dengan konsef
|
kontiguitas
|
keadaan bersentuhan dalam ruang dan waktu
|
kuantitas
|
|
linguist
|
ahli linguistik, ahli bahasa
|
makna literal
|
|
Metofora
|
pemakaian kata atau ungkapan lain untuk obyek atau
konsep lain berdasarkan kias atau persamaan. Mis. Kaki gunung, kaki meja
|
metonimi
|
Pemakaian nama untuk benda lainyang berasosiasi atau
yang menjadi atributnya, mis. Si kaca mata
|
Obyek
|
obyek
|
proposisi
|
rancangan usulan, ungkapan yang dapat dipercaya, disangsikan
disangkal,atau dibuktikan benar-tidaknya
|
retorikal
|
keterampilan berbahasa secara efektif, seni berpidato
|
rezim
|
tata pemerintahan negara, negara yang berkuasa
|
semantik
|
ilmu tentang makna kata dalam kalimat, pengetahuan mengenai seluk beluk
dan pergeseran makna kata
|
Struktur
|
cara sesuatu disusun atau dibangun, susunan bangunan
|
DAFTAR PUSTAKA
Keraf, Gory. Diksi dan Gaya Bahasa.
Jakarta: Gramedia, 1986
Pradopo, Rahmat Djoko. Pengkajian
Puisi : Gramedia, 1996
Markoem, Muhajir Semantik
dan Pragmatik.Tangerang:Pustaka Mandiri
Tri Haryanta, Agung.Kamus kebahasaan
dan kesusastraan .Surakarta:Aksarra senergi Media,2012
Pengertian dan Contoh Majas Metonimia
Lengkap
Pengertian
dan Contoh Majas Metonimia Lengkap - Salah satu majas perbandingan lainnya
ialah majas metonimia, yaitu majas yang mengungkapkan sesuatu dengan gaya
bahasa yang khas yakni dengan membandingkannya dengan suatu label, merek, ciri
khas, atau atribut yang melekat pada benda atau sesuatu yang dimaksud. Sehingga
dengan demikian hal-hal tersebut merupakan penggambaran kata yang dimaksud.
Beberapa pakar linguistik, seperti Tutescu menyatakan bahwa ciri khas atau
atribut tertentu dapat digunakan untuk mengemukakan benda atau sesuatu yang
dimaksud, berkat adanya hubungan yang melekat (acuan) dari kedua hal yang
dimaksud. Hubungan yang sangat dekat ini dapat menjadi acuan akan maksud dari
benda atau sesuatu yang dimaksudkan.
Ditemukan perbedaan pada
metonimia dengan metafora dalam hal hubungan hal yang dibandingkan, hal ini
senada dengan Tutescu.
Menurutnya, pada metafora ditemukan pertemuan/ persilangan makna,
maka dalam metonimia terdapat ketercakupan atau kepemilikan bersama keseluruhan
makna. Maksudnya adalah, pada metonimia, pembanding yang digunakan memiliki
ciri khas atau kedekatan yang dapat digunakan untuk mengungkapkan benda yang
berhubungan dengan pembanding. Lebih jelasnya, metafora membandingkan sesuatu
yang memiliki kedekatan makna, sedangkan metonimia kedekatan acuan. Kontiguitas
(pertautan) yang terjadi pada metonimia dapat bersifat spasial, temporal
(waktu), dan kausal (sejarah).
Contoh hubungan spasial:
Contoh hubungan spasial:
“ negeri matahari terbit memberikan beasiswa khusus untuk pelajar Indonesia”.
Kata negeri matahari terbit disini ialah mengemukakan pemerintah negara jepang. Hubungan antara keduanya hubungan spasial, karena yang memberikan beasiswa ialah pemerintah jepang yang juga negeri matahari terbit. Jadi, hubungan antara negeri atahari terbit dengan pemerintah jepang adalah kedekatan acuan, bukan hubungan acuan.
Contoh hubungan temporal:
“natalan di aceh dipenuhi isak tangis mengenang tsunami”
Tak ada hubungan antara natal dengan tsunami. Tsunami di aceh bertepatan saat natal tiba, sehingga keduanya menunjukan hubungan temporal.
Contoh hubungan kausal:
“Perusahaan itu memperkerjakan karyawannya dengan kerja rodi”
Kerja rodi terjadi pada masa penjajahan. Pada masa kini tidak ditemukan kerja rodi seperti pada masa penjajahan yang pekerjanya senantiasa disiksa dan dberi upah yang minim. Maksud penggunaan kerja rodi pada kalimat tersebut ialah bekerja berat namun upah yang diterima sangat minim dan tidak sesuai. Keduanya menunjukkan hubungan kausal.
25 CONTOH PENGGUNAAN MAJAS METONIMIA
1. Baginya lebih baik tak makan daripada kehilangan djarum supernya. (maksudnya adalah rokok)
2. Kiki sedang memandikan honda jazznya. (mobil)
3. Hanya adidas butut yang senantiasa menemani ia pergi kemanapun. (sepatu)
4. Rani bekerja sebagai pemburu berita di TV swasta (reporter)
5. Aleeya selalui menyediakan 8 gelas aqua untuk memjaga kesehatan tubuhnya. (air minum)
6. Harga rojo lele semakin melambung, kesejahteraan rakyat semakin turun. (beras)
7. Perjalanan ke Bali lebih cepat ditempuh dengan garuda. (pesawat)
8. Kini semua orang dapat menjadi tenar melalui instagram. (sosial media)
9. Bibirnya menjadi merah berkat lip ice. (lipstik)
10. Ia dibiayai oleh LPDP untuk melanjutkan studi. (beasiswa)
11. Berkat kerja Kuli tinta kita semua tau tentang segalanya. (penulis)
12. Warna hijau rambutnya menggunakan salsa. (pewarna rambut)
13. Rupiah turun adalah masalah utama dalam kesejahteraan rakyat. (uang)
14. Mery rajin membersihkan giginya sebelum tidur dengan ciptadent. (pasta gigi)
15. Kutu-kutu dirambut saras musnah dibasmi dengan peditox. (racun kutu)
16. Nyamuk-nyamuk di rumah dibasmi menggunakan baygon. (obat nyamuk)
17. Dimas menjual tumpukan erlangga dari lemari untuk tambahan uang jajan. (buku)
18. Kabar kenaikan BBM membuat warga mengantri di pertamina. (pombensin)
19. Rakyat sangat berharap para pemilik kursi empuk untuk memikirkan kesejahteraannya (penguasa/pemimpin).
20. A cup of good day can make you enjoy your day. (kopi)
21. Meriam-meriam israel tak henti-hentinya menembaki warga Gaza. (senjata)
22. Problematika anak jaman sekarang lebih senang bermain dengan onet dibanding bermain dengan teman. (game)
23. Pasar android sedang maju pesat (handphone)
24. Perpanjangan kontrak freeport memicu banyak pro dan kontra. (perusahaan tambang asing)
25. Toni mendapat undian dari mandiri. (bank)