BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam menghadapi tuntutan di era
globalisai dan tuntutan perubahan zaman harus di imbangi dengan
Keterampilan berbahasa yang mencakup keterampilan menyimak, keterampilan
berbicara, keterampilan menulis, dan keterampilan membaca. Keterampilan
menyimak dan keterampilan membaca merupakan dua kemampuan berbahasa yang
bersifat aktif reseptif.
Kegiatan berbahasa yang pertama
kali dilakukan adalah kegiatan menyimak atau mendengar apa yang dituturkan
orang lain melalui sarana lisan. Secara alami bahasa bersifat lisan dan
terwujud dalam kegiatan berbicara dan pemahaman terhadap pembicaraan yang
dilakukan. Hal itu akan lebih nyata terlihat pada masyarakat bahasa yang belum
mengenal sistem tulisan. Pada umumnya, dalam masyarakat, proses bahasa secara
lisan jauh lebih banyak daripada bahasa tulisan. Oleh karena itu, keterampilan
menyimak dan membaca perlu mendapat perhatian yang memadai.
1.2 Identifikasi Masalah
Keberhasilan
seseorang dalam belajar ditentukan oleh diri sendiri. Belajar adalah
perolehan pengetahuan dan kecakapan baru. Tetapi keberhasilan belajar tidak semulus
yang siswa kira. Banyak sekali kendala-kendala yang menghambat pembelajaran
menyimak dalam pembelajaran atau pemberian materi ajar di
kegiatan Pengembangan Diri /ekstrakulikuler Gabungan Siswa Pencinta Alam di
SMA Negeri 1
Cikidang yang disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu faktor dari siswa, guru, dan lingkungan.
Faktor
dari siswa yang pada dasarnya memang memiliki minat yang terhadap pengembangan diri yang bertemakan lingkungan atau alam,
namun pada pelaksanaanya siswa hanya berorientasi bahwa pengembangan diri yang
mereka ikuti hanya dengan tujuan sederhana yaitu untuk pergi camping di gunung
dan menuju tempat-tempat yang berbau cagar alam dan hanya sekedar menikmati
keindahan alam belaka, sehingga pada saat pemberian materi secara teori tentang
survival dan materi tentang bagaimana menjaga lingkungan peserta didik kurang
berminat dan hanya terkesan mengabaikan terhadap materi yang disampaikan.
Faktor guru atau pembina masih belum mampu untuk
memberikan pembembelajaran yang menarik dengan mengemas pembelajaran yang
diminati oleh peserta anggota Gabungan Siswa pencinta Alam (Gaspala), pembina
masih melakukan teori di ruangan yang terpaku pada materi teori ajar sehingga
siswa tidak mampu secara langsung mengaplikaikan teori dan keilmuan secara
langsung.
Faktor lingkungan diataranya sekolah kurang memberikan
keleluasaan dan ruang gerak terhadap perizinan kegiatan yang sifatnya out door
kepada Pengembangan diri Gaspala untuk melakukan praktek dan pendidikan secara
langsung sehingga peserta pengembangan diri hanya melakukan kegiatan yang sudah
di programkan hanya terbatas di kelas dan di lingkungan sekolah saja. Selain
itu kegiatan yang sifatnya Out door terkendala dengan perizinan kepada orang
tua, yang kurang respon bila mengadakan kegiatan-kegiatan di luar jam sekolah,
dengan alasan bahwa ada kecemasan, kehawatiran apabila pulang terlalu sore dan
melakukan kegiatan ke luar sekolah dengan alasan menginap dan jauh dari
pantauan pihak sekolah dan harus mengeluarkan biaya untuk transportasi menuju
ke tempat yang diprogramkan untuk melakukan kegiatan yang sifatnya praktek atau
aplikasi keterampilan.
1.3
Pembatasan Masalah
Dari
berbagai persoalan yang peneliti kemukakan di atas, masalah yang akan dibahas dalam adalah kemampuan siswa dalam menanggap informasi yang di
sampaikan secara pada saat pemebajaran berlangsung, melihat hasil yang dicapai terhadap pemahaman sebuah wacana teks
eksplanasi.
1.4
Rumusan Masalah
Penelitian yang akan penulis lakukan membahas rumusan masalah sebagai berikut: Bagaimanakah kemampuan verbal thinking dan verbal memory siswa
Pengembangan Diri Gaspala SMA
Negeri 1 Cikidang ?
1.5
Tujuan
Penelitian
Mendeskripsikan kemampuan verbal thinking dan verbal memori siswa
Pengembangan Diri Gaspala SMA
Negeri 1 Cikidang.
1.6
Anggapan Dasar
Kemampuan
verbal thinking dan verbal memori siswa merupakan hal yang penting bagi
keberhasilan sebuah pembelajaran.
1.7
Manfaat Penelitian
Dalam penelitian sederhana yang dilakukan peneliti
tentang verbal Thinking dan verbal memory bahwa kemapuan tersebut sangat
bermanfaat bagi siswa dalam proses menyerap berbagai materi pembelajaran yang
sedang dia lakukan, bagi guru/pembina dapat dijadikan acuan atau evaluasi
apakah kegiatan pengajaran yang selama ini dilakukan sesuai dengan metode yang
digunakan atau belum.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kemampuan
Menyimak
Pengertian
Menyimak Tarigan (1985: 19), mengatakan bahwa menyimak adalah suatu proses
kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman,
apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau
pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh pembicara
melalui ujaran atau bahasa lisan, sedangkan Haryadi dan Zamzani (1996: 21),
mengatakan bahwa menyimak adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dengan
bunyi bahasa sebagai sasarannya dan untuk memahami isi yang disampaikan bunyi
tersebut. Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa menyimak
adalah suatu proses kegiatan mendengarkan bunyi baik bunyi nonbahasa dan bunyi
bahasa dengan penuh pemahaman, perhatian, apresiasi, serta interprestasi,
dengan menggunakan aktivitas telinga dalam menangkap pesan yang diperdengarkan
untuk memperoleh informasi dan memahami isi yang disampaikan bunyi tersebut.
2.2.
Hakikat Menyimak
Kegiatan
menyimak dapat dilakukan oleh seseorang dengan bunyi bahasa sebagai sasarannya
sedangkan mendengar dan mendengarkan sasarannya dapat berupa bunyi apa saja.
Selain iu, kegiatan menyimak dilakukan dengan sengaja atau terencana, dan ada
usaha untuk memahami atau menikmati apa yang disimaknya.
Tarigan (Haryadi dan Zamzani, 1996: 21), menyatakan bahwa hakikat menyimak
adalah mendengarkan dan memahami isi bahan simakan.
2.3.
Tujuan Menyimak
Tarigan
(1990: 22), mengatakan bahwa menyimak memiliki beberapa tujuan, sebagai
berikut:
a.
Mendapatkan fakta
Pengumpulan
fakta dapat dilakukan dengan berbagai cara. Para peneliti mengumpulkan atau
mendapatkan fakta melalui kegiatan penelitian, riset atau eksperimen.
Pengumpulan fakta seperti cara ini hanya dapat dilakukan oleh orang-orang
terpelajar. Bagi rakyat biasa hal itu jarang atau hampir-hampir tidak dapat
dilakukan. Cara lain yang dapat dilakukan dalam pengumpulan fakta ialah melalui
membaca. Orang-orang terpelajar sering mendapatkan fakta melakui kegiatan
membaca seperti membaca buku-buku ilmu pengetahuan, laporan penelitian, makalah
hasil seminar,majalah ilmiah, dan populer, surat kabar, dan sebagainya. Dalam
masyarakat tradisional pengumpulan fakta melalui menyimak tersebut banyak
sekali digunakan. Dalam masyarakat moderen pun pengumpulan fakta melalui
menyimak itu masih banyak digunakan. Kegiatan pengumpulan fakta atau informasi
melalui menyimak dapat berwujud dalam berbagai variasi. Misalnya mendengarkan
radio, televisi, penyampaian makalah dalam seminar, pidato ilmiah, percakapan
dalam keluarga, percakapan dengan tetangga, percakapan dengan teman sekerja,
sekelas dan sebagainya.
b. Menganalisis fakta
Fakta atau informasi yang telah terkumpul perlu dianalisis. Harus jelas kaitan
antar unsur fakta, sebab dan akibat apa yang terkandung di dalamnya. Apa yang
disampaikan pembicara harus dikaitkan dengan pengetahuan atau pengalaman
menyimak dalam bidang yang relevan. Proses analisis fakta ini harus berlangsung
secara konsisten dari saat ke saat selama proses menyimak berlangsung. Waktu
untuk menganalisis fakta itu cukup tersedia asal penyimak dapat menggunakan
waktu ekstra. Yang dimaksud waktu ekstra, adalah selisih kecepatan pembicaraan
120 – 150 kata per menit dengan kecepatan berpikir menyimak sekitar 300 – 500
kata per menit. Analisis kata sangat penting dan merupakan landasan bagi
penilaian fakta.
c. Mengevaluasi fakta
Dalam situasi ini penyimak sering
mengajukan sejumlah pertanyaan seperti berikut: 1) Benarkah fakta yang
diajukan? 2) Relevankah fakta yang diajukan? 3) Akuratkah fakta yang
disampaikan? Apabila fakta yang disampaikan pembicara sesuai dengan kenyataan,
pengalaman dan pengetahuan penyimak maka fakta itu dapat diterima. Sebaliknya
bila fakta yang disampaikan kurang akurat atau kurang relevan, atau kurang
meyakinkan kebenarannya maka penyimak pantas meragukan fakta tersebut. Hasil
pengevaluasian fakta-fakta ini akan berpengaruh kepada kredibilitas isi
pembicaraan dan pembicaranya. Setelah selesai mengevaluasi biasanya penyimak
akan mengambil simpulan apa isi pembicaraan pantas diterima atau ditolak.
d. Mendapatkan inspirasi
Adakalanya orang menghadiri suatu
konvensi, pertemuan ilmiah atau jamuan tertentu, bukan untuk mencari atau
mendapatkan fakta. Seseorang menyimak pembicaraan orang lain semata-mata untuk
tujuan mencari ilham. Penyimak seperti ini biasanya orang yang tidak memerlukan
fakta baru. Yang diperlukan seorang penyimak adalah sugesti, dorongan, suntikan
semangat, atau inspirasi guna pemecahan masalah yang sedang mereka hadapi. e.
Menghibur diri Sejumlah penyimak datang menghadiri pertunjukan seperti bioskop,
sandiwara, atau percakapan untuk menghibur diri, karena orang tersebut sudah
lelah letih dan jenuh. Seseorang perlu penyegaran fisik dan mental agar
kondisinya pulih. Hal tersebut itulah seseorang untuk tujuan menghibur diri.
Misalnya menyimak pembicaraan cerita-cerita lucu, menonton pertunjukan yang
kocak seperti yang dibawakan Grup Opera Van Java. f. Meningkatkan kemampuan
berbicara Dalam hal ini penyimak memperhatikan seseorang pembicara pada segi
(1) cara mengorganisasikan bahan pembicaraan, (2) cara penyampaian bahan
pembicaraan, (3) cara memikat perhatian pendengar, (4) cara mengarahkan
perhatian pendengar, (5) cara menggunakan alat-alat bantu seperti mikrofon,
alat peraga dan sebagainya, dan (6) cara memulai dan mengakhiri pembicaraan. Semua hal tersebut
diperhatikan oleh penyimak dan kemudian dipraktikkan. Menyimak yang seperti
inilah yang disebut menyimak untuk tujuan peningkatan kemampuan berbicara. Cara
menyimak untuk tujuan peningkatan kemampuan berbicara biasanya dilakukan oleh
mereka yang baru belajar menjadi orator dan yang mau menjadi profesional dalam
membawa acara. Sedangkan Lilian M. Logan (Nur Amalina, 2012), menyatakan bahwa
tujuan menyimak sebagai berikut: 1) Untuk dapat memperoleh pengetahuan dari
bahan ujaran pembicara, dengan kata lain menyimak untuk belajar. 2) Untuk
menikmati terhadap sesuatu materi ujaran, terutama pada bidang seni, dengan
perkataan lain menyimak untuk menikmati keindahan audial. 3) Untuk menilai
bahan simakan (baik-buruk, indah-jelek, tepat, asal-asalan, logis-tak logis,
dan sebagainya). 4) Untuk dapat menikmati dan menghargai bahan simakan
(penyimak cerita, puisi, musik dan lagu, dialog, diskusi, dan sebagainya),
dengan perkataan lain menyimak untuk evaluasi. 5) Untuk dapat mengkomunikasikan
gagasan-gagasan, ide-ide, perasaanperasaan kepada orang lain dengan lancar dan
tepat. Dengan kata lain, menyimak sebagai penunjang dalam mengkomunikasikan
idea tau gagasan sendiri. 6)
Untuk dapat membedakan bunyi-bunyi dengan tepat, bunyi yang distingtif (
membedakan arti) dan bunyi mana yang tidak distingtif. Ini biasanya diperoleh
dari native speaker pembicara asli). 7) Untuk dapat memecahkan masalah secara
kreatif dan analitis dengan masukan dari bahan simakan. 8) Untuk dapat
meyakinakan diri sendiri terhadap suatu masalah atau pendapat yang diragukan,
dengan perkataan lain menyimak persuasif. Berdasarkan uraian di atas, dapat
disimpulkan bahwa pada dasarnya tujuan menyimak dapat dipandang dari berbagai
segi, yaitu (1) menyimak bertujuan untuk belajar, (2) menyimak bertujuan untuk
menikmati, (3) menyimak bertujuan untuk mengevaluasi, (4) menyimak bertujuan
untuk mengapresiasi, (5) menyimak bertujuan untuk mengkomunikasikan ide-ide,
(6) menyimak bertujuan untuk membedakan bunyi-bunyi, (7) menyimak bertujuan
untuk memecahkan masalah, dan (8) menyimak bertujuan untuk meyakinkan. 4. Jenis
- jenis Menyimak Sabarti Akhadiah, dkk (1991: 150), mengatakan bahwa penentuan
jenis menyimak dapat dilakukan berdasarkan taraf hasil simakan, cara menyimak
dan tujuan menyimak. a. Berdasarkan taraf hasil simakan dikenal beberapa jenis
menyimak, yaitu sebagai berikut: 1). Menyimak tanpa mereaksi yaitu penyimak
mendengar sesuatu tetapi tidak memberikan reaksi apa-apa. 2). Menyimak pasif
yaitu penyimak mendengar sesuatu tetapi memberikan reaksi sedikit. 3). Menyimak
dangkal yaitu yang disimak hanya sebagian saja dan bukan bagian yang penting.
4). Menyimak kritis yaitu penyimak mencoba menganalisis materi atau bahan yang
disimak secara kritis 5). Menyimak kreatif dan apresiatif yaitu penyimak
memberikan reaksi lanjut terhadap hasil simakannya. b. Berdasarkan cara
menyimak , menyimak dapat dibedakan sebagai berikut: 1). Menyimak intensif
yaitu menyimak yang dilakukan dengan penuh perhatian, ketekunan dan ketelitian,
sehingga penyimak memahami secara mendalam dan menguasai secara luas bahan
simakan. Kegiatan menyimak intensif lebih diarahkan dan dikontrol oleh guru.
Menyimak cerita anak atau dongeng termasuk jenis menyimak intensif. 2).
Menyimak ekstensif yaitu menyimak yang dilakukan hanya terhadap garisgaris
besar bahan simakan.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Objek Penelitian/Subjek Penelitian
Penelitian sederhana
ini berlokasi di SMAN 1 Cikidang, yang menjadi sampel dalam kegiatan ini adalah
siswa siswi Gabungan Pencinta Alam yang sedang mengadakan kegiatan di sekolah yang
peneliti lakukan adalah ingin melihat kemampuan verbal thinking dan memory
siswa.
3.2
Metode Penelitian
Untuk mengungkapkan masalah-masalah yang ada dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif yang bersifat
studi kasus. Penelitian deskriptif berarti penelitian yang mengungkapkan
keadaan yang berlangsung di lapangan. Surahmad (1982:139) mengungkapkan,
ciri-ciri metode deskriptif adalah (1) memusatkan diri pada pemecahan masalah,
yakni masalah yang ada pada masa sekarang dan masalah-masalah aktual (2) data yang dikumpulkan mula-mula disusun,
dijelaskan, kemudian dianalisis.
3.3 Teknik
Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang relevan, digunakan teknik
pengumpulan data berupa analisis teks tulisan hasil menyimak siswa tentang (1)
Penuangan ide/gagasan wacana/materi
(2) Penuangan isi wacana/materi
(3) Penjabaran
point materi/isi wacana/materi (4) Kesimpulan
wacana/materi.
3.4 Instrumen Penelitian
Instrumen atau alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data dalam penelitian ini berupa adalah tes berupa teks eksplanasi yang dilakukan pada saat
pembelajaran berlangsung dan siswa mengnyimak menggunakan kemampuan verbalnya
Thinking & Memory dan menuangkan kembali apa yang sudah dijelaskan kedalam
sebuah tulisan.
3.5 Instrumen Tes
Tes ini digunakan untuk mengukur verbalnya Thinking &
Memory pada siswa Pengembangan Diri Pencinta Alama SMAN 1 Cikidang melalui teks eksplanasi.
Keterangan:
NP :
Nilai persentase
fn :
frekuensi nilai
Tabel Verbal
Thinking dan Verbal Memori
No
|
Uraian
|
Skor
|
1
|
Penuangan ide/gagasan wacana/materi
|
20
|
2
|
Penuangan isi wacana/materi
|
40
|
3
|
Penjabaran point materi/isi wacana/materi
|
20
|
4
|
Kesimpulan wacana/materi
|
20
|
|
Total
|
100
|
Tabel Rentang Skor Verbal Thinking dan Memory Gabungan
Siswa Pencinta Alam Teks dalam Wacana Eksplanasi
Kriteria
|
|
30-50
|
KURANG
|
51-70
|
CUKUP
|
71-100
|
BAIK
|
Tabel Hasil Verbal Thinking dan Memory
Gabungan Siswa Pencinta Alam
Teks Wacana Eksplanasi
No
|
Nama
|
Nilai
|
Total
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
|||
1
|
Agus Maulana
|
18
|
30
|
15
|
12
|
75
|
2
|
Atin
|
15
|
25
|
10
|
10
|
60
|
3
|
Daril Ajrial S
|
18
|
30
|
16
|
18
|
82
|
4
|
Delia Ratna Sari
|
16
|
25
|
18
|
16
|
75
|
5
|
Erwin
|
18
|
26
|
18
|
18
|
80
|
6
|
Fery Sanjaya
|
16
|
28
|
18
|
18
|
80
|
7
|
Hamdan
|
18
|
28
|
18
|
16
|
80
|
8
|
Herlan Gustapa Rizki
|
18
|
15
|
16
|
16
|
65
|
9
|
Herman Pelani
|
18
|
28
|
18
|
16
|
80
|
10
|
Imat Hikmatuloh
|
17
|
18
|
18
|
16
|
69
|
11
|
Irpan
|
18
|
28
|
16
|
16
|
78
|
12
|
Lukman Abdul Hakim
|
18
|
24
|
18
|
18
|
78
|
13
|
Nadia Amelia Sahroni
|
18
|
20
|
18
|
16
|
72
|
14
|
Perdiki Ardiansyah
|
14
|
10
|
10
|
14
|
48
|
15
|
Puspa Yuliani Putri
|
18
|
28
|
18
|
16
|
80
|
16
|
Resi Arini
|
18
|
24
|
18
|
18
|
78
|
17
|
Rifan Rizaldi
|
14
|
14
|
12
|
10
|
50
|
18
|
Robi Darwis
|
18
|
28
|
18
|
18
|
82
|
19
|
Sabrina Aprilia Putri
|
18
|
32
|
14
|
18
|
82
|
20
|
Taopik
|
18
|
14
|
18
|
16
|
66
|
|
Jumlah
|
344
|
475
|
325
|
316
|
1460
|
|
|
17,2
|
23,8
|
16,3
|
15,8
|
73
|
Berdasarkan
tabel dapat diketahui bahwa bobot nilai
tes yang dicapai oleh siswa tentang keterpahaman wacana
eksplanasi adalah 1460 dengan
nilai rata-rata 73
termasuk dalam kategori cukup baik. Frekuensi terbanyak yaitu 15 siswa atau 75 % memperoleh nilai
dalam kategori baik dengan rentang nilai 71-100.
Kemudian 3
siswa atau 15%
memperoleh nilai cukup
dengan rentang nilai 51-71. Sedangkan sisanya, 2 siswa atau 10 % memperoleh nilai
dalam kategori kurang baik dengan rentang nilai 30-50.
Dari
penjelasan diatas persentase kemampuan berfikir dan menyimak siswa Gaspala seperti
pada bagan dibawah ini.
Hasil Tes verbal Thinking dan Verbal Memory Gabungan
Siswa Pencinta Alam Gaspala
Dari garafik diatas menerangkan bahwa verbal Thinking dan
verbal Memory pengembangan diri Gabungan Siswa Pencinta Alam (Gaspala) sudah
menunjukan hasil yang baik hampir semua siswa (lima belas) siswa, sedangkn
untuk katagori cukup hanya tiga orang, namun dalam gambar grafik pun terlihat
masih ada dua siswa yang termasuk katagori kurang.
Dari grafik diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan
verbal Thinking dan verbal Memory pengembangan diri Gabungan Siswa Pencinta
Alam (Gaspala) sudah baik, adapun diketemukan dua orang siswa yang kurang
setelah peneliti bertanya jawaban alasan mereka adalah kurangnya konsentrasi
pada saat pembina menjelaskan materi teks eksplanasi yang sedang dibahas.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup empat keterampilan berbahasa yaitu
keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Setiap keterampilan itu
erat sekali berhubungan dengan tiga keterampilan lainnya dengan cara yang
beraneka-ragam. Dalam memperoleh keterampilan berbahasa, biasanya kita melalui
suatu hubungan urutan yang tertatur: mula-mula pada masa kecil kita belajar
menyimak bahasa, kemudian berbicara, sesudah itu kita belajar membaca dan
menulis. Kegiatan menyimak merupakan kegiatan yang cukup kompleks karena
sangat bergantung kepada berbagai unsur yang mendukung. Yang dimaksudkan dengan
unsur dasar ialah unsur pokok yang menyebabkan timbulnya komunikasi dalam
menyimak. Menyimak dengan berkonsentrasi adalah memusatkan pikiran, perasaan,
dan perhatian terhadap bahan simakan yang disampaikan pembicara. Untuk dapat
memusatkan perhatian terhadap bahan simakan yang disampaikan pembicara dengan
baik, penyimak harus dapat menghindari gangguan menyimak, baik yang berasal
dari diri sendiri maupun yang berasal dari luar, penyimak harus betul-betul
memusatkan perhatian kepada materi yang disimak. Penyimak yang ideal harus
bermotivasi mempunyai tujuan tertentu sehingga untuk menyimak kuat, menyimak
secara menyeluruh materi secara utuh dan padu, menghargai pembicara, penyimak
yang baik harus selektif, artinya harus memilih bagian-bagian yang inti,
sungguh-sungguh, penyimak tidak mudah terganggu, penyimak harus cepat
menyesuaikan diri, penyimak harus kenal arah pembicaraan, penyimak harus kontak
dengan pembicara, Kontak dengan pembicara, merangku, menilai, merespon
4.2 Saran
Dalam pembelajaran sangat erat kaitannya antara keterampilan yang satu
dengan keterampilan yang lainnya, maka tingkatkanlah semua
keterampilan-keterampilan tersebut diantaranya keterampilan membaca, berbicara,
menyimak, dan menulis supaya lebih efisien dan efektif.
Daftar Pustaka
Alwasilah, A. C. (1983). Linguistik;
Suatu Pengantar. Bandung: Angkasa.
Chaer, A. (2003). Linguistik
Umum. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Guntur Tarigan, H. (1988). Pengajaran Pemerolehan Bahasa. Jakarta:
Depdikbud.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar